TajukPolitik – PLN mengalami kelebihan pasokan listrik 7 Gigawatt tahun ini, hal tersebut menginisiasi program kompor listrik.
Said Didu menanggapi kelebihan pasokan liatrik karena jokowi gagal meningkatkan investasi.
“Penyebab kelebihan pasokan karena kegagalan meningkatkan investasi padahal setiap kunjungan ke LN selalu menandatangani janji akan masuknya investasi ratusan bahkan ribuan trilyun.#kebohonganinvestasi,” tulis Said Didu pada akun twitter pribadinya.
Lalu Said Didu memberikan sindiran hanya Jokowi yang mamapu membuat kelebihan pasokan listfik tapi rakyat hafus membelinya.
” Hanya Presiden Jokowi yg mampu membuat pasokan listrik berlebih dan rakyat bergotong royong untuk menbeli kelebihan tsb. Enam Presiden sebelumnya ngapain aja ? Kalimatnya sudah cocok ?” sindir mantan sekretaris BUMN tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui PT PLN (Persero) akan mengalami kelebihan pasokan atau oversupply listrik 6 hingga 7 gigawatt (GW) akhir tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana. Menurutnya, oversupply mencakup seluruh Indonesia.
Namun, mayoritas kelebihan pasokan terjadi di Pulau Jawa.
“6-7 (GW) lah. 6 GW kalau akhir tahun ini. Yang (tahu) persis kan di PLN,” kata dia di Gedung DPR, Kamis (22/9).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut oversupply ini merupakan beban. Pasalnya, kontrak listrik PLN sendiri menerapkan skema take or pay.
Dengan kata lain, listrik yang dipakai atau tidak yang diproduksi produsen listrik swasta (IPP), PLN tetap harus membayar sesuai kontrak.
Oleh karena itu, untuk menekan oversupply pihaknya melakukan beberapa upaya. Salah satunya, program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik.
Arifin menyebut program kompor listrik ditujukan untuk meningkatkan demand. Jika demand naik, serapan listrik pun bisa meningkat.
“Menyalurkan oversupply, kan kalau oversupply harus bayar take or pay, ini kan beban” kata Arifin.
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengatakan PLN akan kelebihan pasokan alias over supply listrik 41 gigawatt pada 2030, seiring dengan penerapan energi baru terbarukan (EBT).
Karena hal itu, Said mengatakan setiap 1 GW, PLN harus menanggung beban sekitar Rp3 triliun per tahun karena dalam kontrak jual-beli listrik dengan produsen listrik swasta terdapat skema take or pay.