TajukNasional Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan bonus demografi secara optimal sembari menjaga keberlanjutan lingkungan. Hal tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pentingnya Kehidupan Berkelanjutan: Gaya Hidup Ramah Lingkungan untuk Masa Depan” di Ruang Rapat Partai Demokrat DPR RI, Kamis (12/12).
Ibas menyampaikan bahwa bonus demografi tidak hanya berbicara tentang potensi sumber daya manusia, tetapi juga tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
“Kita ingin lingkungan yang asri, sehat, dan aman. Keseimbangan ini penting untuk generasi muda dan masa depan bangsa,” ujar Ibas.
Tiga Solusi Utama untuk Keberlanjutan Lingkungan
Dalam forum tersebut, Ibas menawarkan tiga solusi utama untuk menghadapi tantangan lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah hingga transisi energi.
- Pengelolaan Sampah dengan Pendekatan 6R
Ibas mengusulkan prinsip 6R: refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), remanufacture (memproduksi ulang), dan repurpose (mengubah tujuan). Menurutnya, bonus demografi juga membawa peningkatan volume sampah, sehingga pengelolaan limbah harus dilakukan secara sistematis dan melibatkan masyarakat. - Transisi Menuju Energi Terbarukan
Bonus demografi akan meningkatkan kebutuhan energi. Oleh karena itu, Ibas menekankan pentingnya transisi dari energi fosil ke energi terbarukan seperti tenaga angin, matahari, dan hidro. “Energi terbarukan adalah solusi untuk masa depan. Kita butuh kebijakan yang mendukung percepatan transisi ini,” jelasnya. - Pertanian Berkelanjutan dan Konsumsi Ramah Lingkungan
Ibas juga mendorong pertanian organik dan pengurangan konsumsi daging sebagai langkah nyata untuk mengurangi jejak karbon. “Kita harus memprioritaskan produk ramah lingkungan dan mulai beralih ke gaya hidup yang lebih hijau,” tambahnya.
Selain solusi teknis, Ibas menggarisbawahi pentingnya edukasi bagi generasi muda, khususnya Gen Z, untuk membangun kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan. Ia juga menyoroti peran transportasi umum dan kendaraan listrik dalam mengurangi emisi.
“Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan harus terus dibangun. Dengan kebijakan dan program yang tepat, kita bisa menjadi bagian dari solusi global,” tutup Ibas.
Diskusi ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh, seperti Ketua Umum PP HAKLI, Prof. Arif Sumantri, yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah terpadu, serta Yayu Gandis dari Plastic Fischer, yang mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Dengan berbagai masukan dalam FGD ini, Partai Demokrat berkomitmen untuk mendorong kebijakan ramah lingkungan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan di Indonesia.