TajukNasional Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Ossy Dermawan, bersama Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, menerima kunjungan Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, di kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, pada Selasa (12/11). Pertemuan ini berlangsung dalam semangat kolaborasi untuk memperkuat kerja sama kedua kementerian dalam membangun wilayah transmigrasi yang berkelanjutan dan terintegrasi.
Ossy Dermawan menyampaikan antusiasmenya dalam mempererat sinergi untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dalam suasana penuh semangat kolaborasi, saya bersama Menteri ATR/Kepala BPN Bapak Nusron Wahid menerima kunjungan Menteri Transmigrasi Bapak Iftitah Sulaiman dan Wakil Menteri Transmigrasi Bapak Viva Yoga Mauladi beserta jajaran di Kementerian ATR/BPN,” ujar Ossy.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan penting untuk memanfaatkan lahan terindikasi telantar sebagai salah satu langkah strategis mendukung program transmigrasi. “Kami butuh kerja sama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan tanah-tanah telantar agar memiliki nilai ekonomi. Hari ini, melalui program transmigrasi, kita dapat memberikan pemanfaatan pada lahan-lahan ini, sehingga keduanya saling melengkapi,” jelas Nusron Wahid.
Nusron mengungkapkan bahwa ada sekitar 564.957 hektare tanah yang terindikasi telantar di Indonesia, yang dapat dimanfaatkan untuk program transmigrasi. Lahan-lahan ini tersebar di berbagai provinsi dan memiliki potensi besar jika dioptimalkan sebagai bagian dari program pembangunan wilayah. “Dengan program transmigrasi, tanah-tanah telantar tersebut akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, memberikan manfaat bagi bangsa dan negara,” tambah Nusron.
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyambut baik kesepakatan ini dan menegaskan komitmen kementeriannya dalam mendukung program transmigrasi, termasuk di wilayah-wilayah prioritas seperti Papua. Iftitah menyoroti pentingnya kerja sama dengan Kementerian ATR/BPN dalam penyediaan lahan yang sudah tertata agar program transmigrasi berjalan lancar. “Tidak mungkin ada penempatan transmigran tanpa adanya lahan yang sudah diatur oleh Kementerian ATR/BPN. Fokus kami adalah mengembangkan kawasan transmigrasi agar memiliki nilai tambah ekonomi yang bermanfaat bagi bangsa,” ungkap Iftitah.
Pertemuan ini dihadiri oleh para pejabat tinggi dari kedua kementerian, termasuk Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN Ossy Dermawan serta Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi. Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pelaksanaan program transmigrasi melalui pemanfaatan lahan telantar untuk mendukung pembangunan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan dan terencana.