TajukNasional Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung terus melanjutkan modernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang di Jawa Barat. Proyek strategis ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung upaya swasembada pangan nasional sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.
Dengan modernisasi ini, Kementerian PU berharap dapat mengoptimalkan layanan irigasi agar lebih efisien dan berkelanjutan, yang akan berdampak langsung pada peningkatan hasil panen dan kesejahteraan petani.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa irigasi memainkan peran penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. “Peningkatan irigasi primer, sekunder, dan tersier akan membawa dampak besar bagi produktivitas pertanian. Dengan langkah ini, insyaallah target swasembada pangan dapat lebih cepat tercapai,” ujar Dody dalam keterangan pers, Kamis (7/11).
Proyek modernisasi ini mencakup Daerah Irigasi Rentang yang melayani lahan pertanian seluas 87.840 hektare (ha) di wilayah Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Sumber air utama berasal dari Sungai Cimanuk, dengan Bendungan Jatigede sebagai penyuplai utama. Dengan perbaikan jaringan irigasi, pemerintah menargetkan peningkatan hasil panen, terutama untuk padi dan beberapa komoditas bernilai tinggi lainnya. Modernisasi irigasi ini juga bertujuan untuk memperkuat perekonomian lokal dan mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional.
Modernisasi DI Rentang diproyeksikan akan mendongkrak produktivitas padi dari 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare. Selain itu, proyek ini diperkirakan akan meningkatkan luas lahan tanam dari 43.229 ha menjadi 86.423 ha, serta menaikkan indeks pertanaman dari 120 persen menjadi 230 persen. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Dimulai sejak 2016, proyek ini direncanakan rampung pada 2026, dengan progres saat ini mencapai 74 persen. Beberapa perbaikan utama yang dilakukan meliputi rehabilitasi saluran irigasi, bangunan irigasi, saluran pembawa dan pembuang, serta pemasangan alat ukur debit untuk memantau distribusi air secara akurat. Bendungan Jatigede, sebagai bagian dari proyek ini, juga berfungsi untuk memperluas area tanam dan menjamin ketersediaan air bagi lahan pertanian di DI Rentang.
Kementerian PU menyatakan, modernisasi DI Rentang menjadi prioritas karena usia infrastruktur irigasi yang telah puluhan tahun dan mengalami penurunan kinerja. Menurut Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air (SDA) No.01/SE/D/2019, modernisasi irigasi bertujuan untuk memastikan ketersediaan air yang andal, prasarana irigasi yang efisien, serta meningkatkan kualitas manajemen irigasi dan sumber daya manusia yang mendukung. Dengan pembaruan ini, pemerintah berharap tingkat kehilangan air dapat ditekan dari 15 persen menjadi hanya 4 persen, sehingga distribusi air menjadi lebih efisien dan tepat sasaran.
Diharapkan, modernisasi ini tidak hanya mendorong swasembada pangan melalui peningkatan produktivitas, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dengan menyediakan akses air yang lebih andal dan berkualitas. Proyek modernisasi DI Rentang diharapkan menjadi model bagi proyek irigasi lainnya di Indonesia, mengingat peran vital irigasi dalam menopang sektor pertanian dan ketahanan pangan di tanah air.