Senin, 24 Februari, 2025

Yoyok-Joss Serap Aspirasi Guru Ngaji di Badko LPQ, Berkomitmen Tingkatkan Pendidikan Agama dan Kesejahteraan di Semarang

TajukNasional Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Joss), melakukan kunjungan penting ke kantor Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Quran (Badko LPQ) Kota Semarang pada Selasa, 1 Oktober 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi langsung dari para guru ngaji dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama di Semarang.

Yoyok-Joss tiba di lokasi sekitar pukul 16.30 WIB dan disambut hangat oleh Ketua Badko LPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid, beserta puluhan guru ngaji dari 16 kecamatan. Pertemuan ini berlangsung di kantor Badko LPQ yang terletak di Jalan Dewi Sartika Timur, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati. Suasana diskusi berlangsung produktif dengan berbagai isu terkait pendidikan agama yang dibahas secara mendalam, terutama dalam konteks tantangan era modern yang semakin kompleks.

Ketua Badko LPQ, Bahrul Fawaid, menyambut kedatangan Yoyok-Joss dengan antusias. Ia menyampaikan bahwa kesempatan ini sangat penting bagi para guru ngaji untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka. “Alhamdulillah, Mas Yoyok dan Mas Joko hadir untuk mendengarkan masukan dari kami. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berbicara langsung mengenai apa yang bisa diperbaiki dalam pendidikan agama di Semarang,” ujar Bahrul.

Diskusi tersebut berfokus pada beberapa isu utama, termasuk pengembangan pendidikan agama bagi anak-anak, peningkatan kesejahteraan guru ngaji, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lembaga-lembaga pendidikan Al-Quran. Bahrul juga menekankan bahwa masukan yang disampaikan akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama ke depannya. “Ada banyak masukan yang bisa dijadikan bahan perbaikan. Program yang baik dilanjutkan, sementara yang kurang bisa diperbaiki,” tambahnya.

Dalam tanggapannya, Yoyok Sukawi menyatakan bahwa kunjungannya ini merupakan bagian dari upayanya untuk mendengar secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku pendidikan agama. Ia menyebutnya sebagai “belanja masalah,” di mana informasi yang diperoleh akan menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan jika terpilih memimpin Kota Semarang. “Kami ingin mendengarkan masukan, saran, dan cerita dari para guru ngaji sebagai pelaku pendidikan. Semarang tidak bisa maju sendirian, butuh kolaborasi, dan kami terbuka terhadap ide-ide baru yang bisa mendukung kemajuan ini,” ujar Yoyok, yang juga dikenal sebagai CEO PSIS Semarang.

Salah satu permasalahan yang mencuat dalam diskusi adalah terkait berkurangnya peran Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) akibat kebijakan sekolah lima hari hingga sore. Guru-guru ngaji mengusulkan agar nilai pendidikan agama lebih diperhatikan dalam pendidikan formal, termasuk untuk siswa non-muslim. Menurut mereka, penguatan pendidikan agama penting untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia.

Menanggapi hal tersebut, Joko Santoso menegaskan bahwa ia dan Yoyok berkomitmen untuk memperkuat peran pendidikan agama di Semarang. Ia melihat lembaga-lembaga seperti LPQ memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak-anak, dan peningkatan kesejahteraan guru ngaji akan menjadi prioritas jika mereka terpilih. “Penguatan akhlak anak-anak kita sangat bergantung pada peran lembaga seperti LPQ. Kesejahteraan lembaga dan guru-guru ngaji harus menjadi perhatian utama kami,” ujar Joko.

Selain berkomitmen pada pendidikan agama, Yoyok-Joss juga menekankan bahwa mereka akan terus melakukan kunjungan serupa untuk menyerap lebih banyak aspirasi dari masyarakat di berbagai wilayah Kota Semarang. Masukan yang diperoleh dari guru ngaji dan masyarakat lainnya akan menjadi dasar bagi mereka dalam merumuskan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Melalui kunjungan ini, pasangan Yoyok-Joss menunjukkan keseriusan mereka dalam mendengarkan dan merespons kebutuhan masyarakat, terutama dalam sektor pendidikan agama yang selama ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Mereka berharap, melalui kebijakan yang tepat, pendidikan agama di Kota Semarang dapat berkembang lebih baik, dan kesejahteraan para pengajar agama, khususnya guru ngaji, dapat semakin ditingkatkan.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini