TajukNasional Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) menggelar rapat koordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Kamis (26/9) untuk membahas perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon.
Diskusi ini semakin mendesak setelah situasi konflik dengan Israel mengalami eskalasi yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa TNI dan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) siap memberikan dukungan dalam proses evakuasi WNI jika keadaan semakin memburuk.
“Jika keadaan semakin tereskalasi, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan proses evakuasi WNI di Lebanon, dengan tetap berkoordinasi melalui Force Commander UNIFIL,” ujar Judha dalam pesan singkat.
Saat ini, terdapat 155 WNI yang terdata berada di Lebanon. Judha menambahkan, setelah KBRI Beirut menetapkan status Siaga 1 untuk seluruh Lebanon, Kemenlu dan KBRI telah berhasil memfasilitasi evakuasi 25 WNI.
Namun, mayoritas WNI memilih untuk tetap tinggal di Lebanon, meskipun situasi semakin tidak menentu.
Konflik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan kelompok-kelompok seperti Hizbullah, terus meningkat. Baru-baru ini, serangan Israel menewaskan Ibrahim Kobeissi, komandan tinggi unit roket dan rudal Hizbullah, di Beirut.
Juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menargetkan Kobeissi, yang berada dalam sebuah gedung bersama dua komandan lainnya.
Dengan ketegangan yang terus berlanjut, Kemenlu RI bersama TNI berkomitmen untuk memantau situasi dan memastikan keselamatan WNI yang berada di Lebanon.
Koordinasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang efektif bagi warga Indonesia di tengah konflik yang berkepanjangan.