Sebagai orang yang dilahirkan di Gorontalo, menempuh pendidikan dari SD hingga SMA juga di Gorontalo, dan pernah mengabdi sebagai PNS di Gorontalo, Gusnar Ismail telah berkontribusi banyak untuk kemajuan Gorontalo. Puncaknya adalah saat Gusnar menjadi gubernur Gorontalo dari tahun 2009 hingga 2012.
Selama 3 tahun jadi gubernur, Gusnar Ismail berhasil menurunkan angka kemiskinan di Gorontalo. Di masa ia memimpin, angka kemiskinan di Gorontalo hanya 5,97 persen. Namun sayangnya, selepas Gusnar tak lagi menjabat, hingga saat ini angka kemiskinan di Gorontalo terus naik hingga mencapai 15 persen.
Kondisi ini membuat masyarakat Gorontalo mengingat kembali capaian Gusnar saat menjadi gubernur. Gusnar telah membuktikan bahwa pembangunan sumber daya manusia dimulai dari menekan angka kemiskinan dan ia tahu bagaimana caranya.
Terobosan-terobosan yang ia lakukan selama menjabat, mulai dari program pemberdayaan ekonomi hingga peningkatan infrastruktur, berhasil memberikan angin segar bagi masyarakat. Namun sejak Gusnar tak lagi memimpin, perkembangan di Gorontalo seperti terhenti. Bukankah ini waktu yang tepat untuk kembali menghadirkan pemimpin yang telah terbukti berhasil?.
Gusnar tidak hanya hadir dengan janji. Ia datang dengan visi besar: “Gorontalo Maju dan Sejahtera”. Sebuah komitmen yang dibangun di atas pondasi nyata dari keberhasilan masa lalu. Bersama pasangannya, Idah Syahidah, Gusnar siap membawa Gorontalo keluar dari jerat kemiskinan. Kita bisa, kita harus, dan kita akan keluar dari situasi ini, dengan tangan dingin Gusnar yang terbukti mampu membawa perubahan.
Mari kita bangkit, mari kita dukung Gusnad Ismail dan Idah Syahidah, karena masa depan Gorontalo yang lebih cerah ada di tangan kita. Kita butuh pemimpin yang bukan sekadar bicara, tapi sudah pernah membuktikan diri. Gusnar Ismail adalah harapan baru bagi masa depan Gorontalo.
Djalaludin Jassin (Penggiat Literasi dan Demokrasi Gorontalo)
