Tajukpolitik – Kehadiran Raffi Ahmad sebagai calon wakil gubernur bersama Bupati Kendal, Dico Ganinduto, telah menjadi sorotan dalam gelaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024.
Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, ini merupakan fenomena baru dalam dinamika politik di Jawa Tengah.
Selama ini, partisipasi tokoh muda dan kalangan artis dalam politik Jawa Tengah lebih terfokus pada pencalonan sebagai anggota dewan, baik di DPRD maupun DPR RI.
Namun, kehadiran Raffi Ahmad sebagai calon wakil gubernur menggambarkan pergeseran paradigma politik di provinsi tersebut.
Teguh Yuwono menekankan bahwa Raffi Ahmad mungkin tidak memiliki basis politik dan dukungan partai yang kuat, namun dia memiliki kekuatan dalam popularitas, ketenaran, dan penampilan publik. Ini menambahkan dimensi menarik dalam peta politik Jawa Tengah.
Namun demikian, politik Jawa Tengah juga masih diwarnai oleh kehadiran tokoh-tokoh lama yang memiliki pengaruh kuat dalam perpolitikan daerah.
Tokoh-tokoh seperti Bambang Pacul dari PDI Perjuangan, Hendrar Prihadi mantan Wali Kota Semarang, Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf dari PKB, dan Sudaryono dari Partai Gerindra, tetap menjadi figur yang dominan dalam politik lokal.
Kehadiran Raffi Ahmad sebagai potensi calon wakil gubernur dari Partai Golkar mencuat setelah beredar video di media sosial yang menunjukkan Raffi Ahmad berfoto bersama Bupati Kendal Dico Ganinduto.
Partai Golkar menyatakan bahwa nama Raffi Ahmad sedang dimonitor dan dipertimbangkan dalam survei internal untuk pencalonan di Jateng.
Dengan demikian, Pilgub Jateng 2024 menjadi lebih dinamis dengan adanya kombinasi antara tokoh politik konvensional dan tokoh publik seperti Raffi Ahmad.
Ini menambah keseruan dalam persaingan politik di provinsi tersebut, di mana perhitungan suara tidak hanya didasarkan pada basis politik, tetapi juga pada popularitas dan citra publik.