TajukPolitik – Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam berpendapat bahwa pernyataan elite Partai Golkar yang menyatakan tidak menyiapkan Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden bagi Ganjar Pranowo adalah sebuah ujian loyalitas.
Menurut Umam, pernyataan tersebut menunjukkan agenda dan kalkulasi matang elite Golkar terkait kepentingan partai dan keanggotaan mantan Gubernur Jabar tersebut.
“Jika Ridwan Kamil memilih untuk bermain sendiri, maka hal tersebut akan berhadapan dengan konsekuensi logis berupa sanksi berdasarkan konstitusi partai,” jelas Umam.
Namun, Ridwan Kamil juga berpotensi untuk tetap bermanuver sendiri sebagaimana yang dilakukan oleh Jusuf Kalla pada Pilpres 2004. Jika timnya menang, ia akan mendapat dukungan dari partai bahkan bisa mengambil alih kepemimpinan partai.
Umam menambahkan bahwa strategi ini bukanlah hal baru bagi Partai Golkar yang selalu menyiapkan banyak benih dalam berbagai koalisi yang dianggap potensial memenangkan pertarungan politik.
“Namun, bagi Golkar, memberikan posisi Ridwan Kamil dalam memenangkan pemilihan kepala daerah di Jawa Barat dan DKI Jakarta akan lebih menguntungkan. Hal ini menghindarkan RK dari pertarungan dengan elite politik Golkar dan juga menjadi investasi politik yang baik dalam sistem kepartaian Golkar,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyatakan bahwa Golkar sudah memiliki rencana sendiri untuk Ridwan Kamil. Selain itu, keputusan terkait Pilpres 2024 tetap merupakan kewenangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Doli juga menegaskan bahwa pertemuan antara Ridwan Kamil dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak menjadi permasalahan bagi Golkar. Menurutnya, Golkar merupakan partai yang inklusif dan terbuka untuk berdialog dengan partai mana pun. Ia menilai pertemuan tersebut sebagai hal yang lumrah.
“Golkar tetap berkomitmen mengusulkan Airlangga Hartarto sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto. Airlangga merupakan nominasi pertama dari Koalisi Indonesia Maju. Keputusan ini merupakan hasil musyawarah nasional, rapat pimpinan nasional, dan rapat kerja nasional partai,” jelas Doli.
Dengan demikian, jelas bahwa posisi Ridwan Kamil dalam pemilihan presiden tahun 2024 masih belum pasti. Keputusan terakhir akan diambil oleh elite Partai Golkar, dan Ridwan Kamil akan diuji dalam hal loyalitasnya terhadap partai tempatnya bernaung selama ini.