Senin, 14 Juli, 2025

Bikin Resah, Setara Institute Minta Pemerintah Investigasi Al Zaytun Secara Komprehensif dan Adil

Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan, meminta pemerintah mengambil tindakan komprehensif dan adil dalam menyikapi polemik Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun yang telah menyita perhatian publik.

Hal tersebut ia sampaikan menanggapi lambannya pemerintah untuk bersikap terkait Ponpes yang telah meresahkan rakyat Indonesia ini.

Halili juga mengingatkan langkah pemerintah harus berdasarkan bukti-bukti faktual dan merujuk peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga, respons pemerintah sedianya diorientasikan pada pengungkapan kebenaran, perlindungan keamanan warga negara dan negara, serta penegakan hukum.

Menurut Halili, investigasi bersifat komprehensif mendesak untuk dilakukan, bukan sekadar reaktif-populis semata. Sebab, polemik yang terjadi di Ponpes tersebut cukup lama dan berulang.

“Dalam merespons polemik Al Zaytun, pemerintah mesti melakukan investigasi yang komprehensif,” ujar Halili, Senin (26/6).

Halili menambahkan, sudah cukup banyak pandangan dan kajian yang memberikan sinyalemen awal keterkaitan Al Zaytun dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Selain itu, eksistensi mereka yang kokoh hingga kini juga banyak dikaitkan dengan “bekingan” intelijen dan militer.

Studi Human Security dan Security Sector Reform Setara Institute mencatat, pada Pemilu 2004 kendaraan TNI bergerak dan melakukan mobilisasi massa guna melakukan pencoblosan di Kompleks Ponpes Al Zaytun.

Dalam konteks itu, investigasi yang komprehensif akan menjamin terpenuhinya hak publik untuk mengetahui dan mendapat kebenaran (right to know and to truth).

“Dalam pandangan Setara Institute, pemerintah juga mesti bertindak adil,” tegas Halili.

Sebab menurutnya, pintu masuk yang paling strategis untuk mewujudkan keadilan dalam polemik  tersebut adalah berkenaan dengan afiliasi pimpinan dan sistem dari Ponpes pimpinan Panji Gumilang ini dengan NII, juga dugaan pelanggaran-pelanggaran pidana entitas di internal Ponpes, baik oleh individu maupun badan Al Zaytun sebagai lembaga pendidikan.

“Tindakan negara tidak boleh sekadar untuk memenuhi keinginan dan tuntutan massa,” pungkas Halili.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini