TajukPolitik – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov keluar dari pertemuan dengan para menteri luar negeri G20 di Indonesia pada acara Foreign Ministers Meeting (FMM), Jumat (8/7) karena Barat mengkritik Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Washington dan sekutunya mengutuk serangan Rusia menjelang pertemuan sebelum Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menghadapi apa yang disebut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebagai rentetan kritik Barat pada pembicaraan tertutup itu.
“Apa yang kami dengar hari ini adalah paduan suara yang kuat dari seluruh dunia… tentang perlunya agresi untuk diakhiri,” kata Blinken dari pertemuan di Bali, Indonesia.
Blinken dan Lavrov telah bergabung dengan Menteri Luar Negeri dari negara-negara lain untuk pembicaraan sepanjang hari dalam pertemuan pertama mereka sejak pecahnya perang. Di mana Indonesia sebagai tuan rumah segera memberi tahu mereka bahwa konflik harus diakhiri melalui negosiasi.
Tetapi Lavrov keluar dari sesi pagi ketika rekanannya dari Jerman, Annalena Baerbock juga mengkritik Moskow atas invasinya, kata para diplomat. Lavrov juga meninggalkan sesi sore sebelum Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba berbicara kepada para menteri secara virtual dan tidak hadir saat Blinken mengutuk Rusia.
“Mitra Barat kami berusaha menghindari pembicaraan tentang masalah ekonomi global. Dari saat mereka berbicara, mereka meluncurkan kritik pedas terhadap Rusia,” kata Lavrov kepada wartawan, melansir Malaymail.com.
Blinken menghindari pertemuan dengan Lavrov dan malah menuduh Rusia memicu krisis pangan global. Menuntut Moskow mengizinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina yang dilanda perang.
“Kepada rekan-rekan Rusia kami: Ukraina bukan negara Anda. Biji-bijiannya bukan biji-bijian Anda. Mengapa Anda memblokir pelabuhan? Anda harus membiarkan biji-bijian keluar,” kata Blinken dalam pembicaraan tertutup, menurut seorang pejabat Barat yang hadir.
Lavrov sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak akan “lari” setelah Washington melakukan pembicaraan. “Bukan kami yang mengabaikan kontak, tapi Amerika Serikat,” pungkas Lavrov.
Sementara itu seorang pejabat AS mengindikasikan Washington tidak ingin mempermalukan Indonesia pada pertemuan itu dengan meninggalkan Lavrov, yang terakhir bertemu Blinken pada Juli. Tetapi tidak akan ada foto keluarga para menteri G20 seperti biasa, kata seorang pejabat pemerintah Indonesia kepada AFP.