Menteri kabinet Jokowi kembali offside. Kali ini, pelakunya adalah Menteri Investasi/Kepala BPKM, Bahlil Lahadalia. Bahlil dalam salah satu diskusi publik, mendadak menyampaikan penilaiannya kalau duet Puan-Anies di Pilpres 2024 itu pasangan yang bagus dan bisa satu putaran. Anies dan Puan dianggap Bahlil saling melengkapi. Ada tiga alasan yang mendasari. Pertama, dari sisi kekuatan partai, Puan punya partai sebesar PDI Perjuangan yang mampu mencalonkan tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, sedangkan Anies figur nonpartai.
Kedua, latar belakang keduanya kombinasi yang unik. Puan figur politisi, Ketua DPR, pernah menjadi menko. Anies latar belakangnya akademisi dan sekarang kepala daerah. Terakhir, keduanya keturunan yang sama-sama berasal dari pahlawan nasional.
Statemen Bahlil ini mendapat respon keras dari berbagai pihak. Salah satunya dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP, partai asal Puan, Bambang Wuryanto (Pacul). Pertama, Bambang mempertanyakan kapasitas Bahlil membahas capres dan cawapres ini sebagai apa. Posisinya Bahlil sebagai menteri investasi tidak dalam kapasitasnya membahas ini.
Kedua, Bambang juga mempertanyakan, apa dasarnya? Kalau sekedar pernyataan, nilainya sama saja dengan pendapat awam. Apalagi, terakhir, lanjut Bambang, Bahlil belum pernah ikut pemilihan untuk elektoral yang diperintahkan UU seperti Pileg dan Pilkada. Jadi, apa keahlian Bahlil sehingga bisa menilai satu pasangan itu bagus dan bisa menang?
Jadi, tak heran memang kalau publik banyak bereaksi negatif atas statemen terbaru yang disampaikan Bahlil. Bahlil jelas offside, mengomentari hal di luar tugas dan tanggung jawabnya. Dan, bukan kali ini saja menteri kabinetnya Presiden Joko Widodo offside. Dalam rentang waktu yg terbilang dekat, salah satu menteri terbaru Jokowi mendadak mengkampanyekan anaknya, ketika membagikan minyak goreng gratis.
Hati-hati, Pak Jokowi. Kalau menteri-menterinya sering offside, tak heran kalau kabinet Jokowi ini terus kebobolan. Tak mampu memberikan solusi dan menangani permasalahan-permasalahan mendasar yang terjadi di rakyat, seperti kemiskinan, pengangguran, dan harga-harga kebutuhan pokok yang terus melonjak.