TAJUKNASIONAL.COM Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akhirnya angkat bicara terkait isu kisruh di ruang ganti Garuda yang mencuat kembali ke publik.
Pelatih asal Korea Selatan itu dengan tegas membantah adanya perpecahan internal maupun masalah serius terkait pergantian ban kapten pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2025 Zona Asia.
Isu tersebut sebelumnya diungkap oleh anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, dalam sebuah siniar.
Arya menyebut adanya ketidakharmonisan di ruang ganti Timnas Indonesia jelang laga kontra China pada 15 Oktober 2024, termasuk perbedaan pandangan soal taktik dan pencopotan ban kapten dari Jay Idzes kepada Asnawi Mangkualam.
Menanggapi hal tersebut, Shin Tae-yong memastikan bahwa tudingan tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di dalam tim.
Ia menegaskan bahwa suasana ruang ganti Timnas Indonesia saat itu berjalan normal dan kondusif.
“Seingat saya, tidak ada masalah sama sekali. Sebenarnya, Asnawi Mangkualam, Jay Idzes, Maarten Paes, dan Jordi Amat berkumpul dan membicarakannya. Kemudian Asnawi adalah kapten aslinya,” ujar Shin Tae-yong.
Shin menjelaskan bahwa keputusan terkait ban kapten merupakan hasil komunikasi internal antar pemain, bukan konflik atau keputusan sepihak dari pelatih.
Ia menyebut, Jay Idzes juga sepakat jika ban kapten kembali diberikan kepada Asnawi Mangkualam yang memang merupakan kapten utama tim.
“Jadi, ketika kami semua berkumpul dan Asnawi bermain, Jay mengatakan bahwa Asnawi harus menjadi kapten,” kenang Shin.
“Jadi, Asnawi mengambil peran sebagai kapten karena itu adalah sesuatu yang telah dibicarakan oleh para pemain dan pemain senior. Saya pikir pendapat Asnawi tentang hal itu benar,” sambungnya.
Baca Juga: Usai Beri Klarifikasi Soal Polemik Ban Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Diserang Buzzer
Rumor mengenai kisruh ruang ganti ini sempat berkembang luas dan disebut-sebut menjadi salah satu faktor di balik keputusan PSSI mengganti Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia pada awal Januari 2025.
Namun, Shin kembali menegaskan bahwa tidak ada persoalan yang perlu dibesar-besarkan.
