Kamis, 27 November, 2025

PSSI Beberkan Kriteria Pelatih Baru Timnas Indonesia, Fokus pada Target ASEAN hingga Piala Dunia

TAJUKNASIONAL.COM PSSI mulai membuka tabir terkait proses pencarian pelatih baru Timnas Indonesia.

Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, mengungkap sejumlah kriteria utama yang menjadi pertimbangan federasi sebelum menetapkan sosok yang akan memimpin skuad Garuda ke depan.

Hingga saat ini, pelatih baru Timnas Indonesia masih menjadi teka-teki.

Namun, Zainudin menegaskan bahwa kandidat yang dipilih harus mampu membawa Timnas Indonesia mencapai target-target jangka pendek dan jangka panjang yang telah ditetapkan.

“Ya tentu yang membawa kita ke target-target. Nanti di ASEAN seperti apa, kan gitu ya. Kan nanti ada ASEAN-FIFA Cup,” ujar Zainudin.

Baca Juga: Timnas Putri Indonesia Siap Hadapi Nepal di Sleman, Berikut Jadwal Siaran Langsungnya!

Selain kompetisi kawasan, PSSI juga menargetkan peningkatan prestasi di level Asia.

Bahkan, arah pembangunan tim nasional juga diproyeksikan menuju Piala Dunia 2030.

Meski demikian, masa kepengurusan PSSI saat ini hanya berlangsung hingga 2027, sehingga pelatih yang dipilih harus mampu menjalankan program strategis dalam periode tersebut.

Zainudin juga menyinggung mengenai durasi kontrak—apakah jangka pendek atau panjang—yang menurutnya bergantung pada pembicaraan awal dengan Kepala Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji.

Sosok Sumardji menjadi tokoh penting karena ditugaskan PSSI untuk menyeleksi kandidat pelatih sebelum diajukan ke Rapat Komite Eksekutif (Exco).

“Pembicaraan Pak Mardji akan menentukan. Mereka pasti minta kondisi, dan kita akan pertimbangkan dengan kemampuan kita. Kita harus realistis,” tambahnya.

Baca Juga: Profil Timur Kapadze, Kandidat Kuat Pelatih Timnas Indonesia Usai Masuk Radar PSSI

Salah satu aspek penting yang juga menjadi pertimbangan adalah kemampuan finansial federasi.

Zainudin menekankan bahwa PSSI tidak akan memaksakan mengambil pelatih dengan permintaan gaji di luar kemampuan.

Namun, kualitas tetap menjadi syarat utama.

“Kalau permintaannya terlalu mahal dan federasi enggak mampu, kan enggak boleh juga kita maksa. Jadi sesuai kemampuan kita, tetapi kualitas juga kita minta,” katanya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini