“Yang bersangkutan terlihat dalam beberapa foto memegang senjata jenis M-16 A2, sesuai dengan barang bukti yang kami temukan,” tambahnya.
TNI menjelaskan bahwa Abral sempat menjalani interogasi setelah ditangkap. Ia bahkan bersedia menunjukkan lokasi persembunyian senjata kelompoknya. Namun dalam perjalanan, ia melarikan diri dan melompat ke jurang, membuat aparat kehilangan jejak.
“Demi alasan keamanan, pasukan kami tidak melanjutkan pengejaran karena situasi sangat berisiko,” kata Kristomei.
Terkait tewasnya Abral yang kemudian ditemukan dalam kondisi mengenaskan, Kristomei menduga kuat bahwa itu merupakan aksi balas dendam atau eksekusi internal dari kelompoknya sendiri akibat dugaan pengkhianatan.
“Tuduhan kemudian diarahkan ke TNI hanya karena kami adalah pihak terakhir yang bersentuhan dengan yang bersangkutan. Ini jelas upaya untuk memutarbalikkan fakta dan menciptakan opini publik negatif terhadap TNI,” tegasnya.