TajukPolitik – Pertemuan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka beberapa waktu lalu masih mendapat sorotan masyarakat luas.
Sebab, pertemuan Prabowo Subianto dan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pasti memiliki tujuan politik tertentu.
Bahkan, Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo, Efriza, menilai putra sulung Jokowi diyakini punya keinginan membangun koalisi dengan Gerindra.
Keinginan Gibran membangun koalisi dengan Gerindra ini dapat diwujudkan melalui dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 nanti.
“Sehingga wajar, Gibran mempersilahkan relawan Jokowi dan Gibran memberikan dukungan kepada Prabowo ketika pertemuan keduanya selesai di Solo Minggu kemarin (21/5),” tutur Efriza, Rabu (24/5).
Lebih dari itu, Efriza juga menilai Gibran dan Jokowi punya rasa kecewa yang sama terhadap sikap Ganjar yang menolak penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Tentu saja itu membuat dirinya menghadapi dilema, karena harus mengambil keputusan berbeda dengan Gubernurnya di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan PDIP,” tandasnya.
Menurutnya, Prabowo Subianto bakal menjadi tabungan politik pascatahun 2024 bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Efriza menilai, posisi Prabowo di Pilpres 2024 memiliki elektabilitas yang lebih kuat daripada calon presiden (capres) lainnya.
Hal itu, menurutnya, menjadi alasan Gibran dan juga bapaknya melakukan strategi politik dua kaki, di satu sisi manut PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo, tapi ikut mendorong Prabowo dalam pencapresan.
“Makanya Gibran berusaha tetap menjalin hubungan yang erat sebagai pejabat politik dan untuk kepentingan politik ke depannya,” ujar Pengamat politik Citra Institute ini, Rabu (24/5).
Gibran sendiri sudah dipanggil oleh DPP PDIP karena menghadiri acara deklarasi dukungan relawan Jokowi dan Gibran untuk Prabowo Subianto. Gibran sendiri menegaskan tetapa menjadi kader PDIP.