TajukNasional Bakal calon gubernur (Bacagub) DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadapi ancaman serius terhadap pencalonannya di tengah manuver pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
KIM Plus adalah koalisi yang digagas oleh partai-partai pendukung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024, di mana “plus” merujuk pada partai-partai yang tidak mendukung Prabowo pada pemilihan presiden lalu.
Anies merupakan orang pertama yang mendeklarasikan diri sebagai calon di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Dia mendapat dukungan awal dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta pada 12 Juni lalu.
Namun, keputusan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB belum dikeluarkan.
Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid menyatakan bahwa pihaknya masih mengkaji dinamika politik yang berkembang.
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), baru-baru ini melakukan kunjungan ke rumah dinas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam pertemuan tersebut, Pilgub DKI Jakarta menjadi salah satu topik pembahasan.
“Tadi banyak macam-macam, termasuk soal DKI,” ungkap Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di rumah dinas Prabowo, Kamis (8/8).
Di sisi lain, PKS yang telah mendeklarasikan dukungan untuk Anies pada Juni lalu juga menunjukkan keraguan. Dukungan PKS diberikan dengan syarat kadernya, Sohibul Iman, menjadi calon wakil gubernur.
Namun, Juru Bicara PKS, Zainudin Paru, mengumumkan penarikan dukungan karena Anies gagal mendapatkan dukungan dari partai lain.
“Karena baru dapat SK usungan dari PKS, Anies dan Sohibul Iman (AMAN) kemungkinan gagal jadi Cagub/Cawagub DKI,” ungkap Zainudin, Jumat (9/8).
Partai Nasdem juga belum memastikan dukungan untuk Anies. Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, menegaskan bahwa dukungan lisan tidak menjamin calon akan diusung resmi.
“Calon yang sudah menerima rekomendasi belum tentu didaftarkan ke KPU,” kata Sahroni, menambahkan bahwa keputusan akhir akan diambil saat pendaftaran.
