TajukPolitik – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, A.S. Sukawijaya menolak keras wacana pemilihan umum legislatif yang hanya coblos partai politik dan tidak memilih langsung calon legislatif.
Menurut legislator yang kerap disapa Yoyok Sukawi ini, wacana pemilu hanya mencoblos partai politik mencederai sistem demokrasi di Indonesia.
Saat ini Mahkamah Konstitusi (MK) tengah memproses uji materiil UU Nomor 7/2017 tentang pemilu sistem proporsional terbuka atau sistem coblos nama caleg.
“Pemilu legislatif ya seharusnya memilih calon legislatifnya langsung. Hal ini tentu mencederai sistem demokrasi di negeri kita dan sama saja apabila itu terlaksana maka akan mengembalikan sistem demokrasi dan pemilu seperti pada zaman orde baru,” tegas Yoyok Sukawi di Jakarta, Sabtu (11/2).
Anggota DPR RI dari Dapil I Jawa Tengah ini juga angkat bicara terkait sistem proporsional terbuka atau coblos nama caleg memungkinkan masyarakat mengetahui lebih mengenal wakil rakyatnya di parlemen.
“Coblos gambar Partai akan semakin mengurangi kedaulatan rakyat dalam memilih wakilnya di DPR dan DPRD. Biarkan masyarakat memilih wakil rakyat sesuai hati nuraninya yang tentu harus dikenal oleh masyarakat tersebut,” lanjut Yoyok Sukawi.
Selain itu, Yoyok Sukawi juga berpendapat masyarakat akan susah memberi kritik atau masukan kepada wakil rakyat ketika anggota legislatif yang memilih adalah partai.
“Kalau masyarakat ada masukan, keluhan, kritikan kalau tidak kenal wakil rakyatnya secara langsung juga akan repot,” tutup Yoyok Sukawi.
Sementara itu Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mendukung sistem coblos calon legislatif (caleg) atau proporsional terbuka bukan hanya coblos partai.
“Saya mendukung terbuka, betul,” kata Ida di kawasan CFD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (12/2).
Menurut Ida, dengan sistem coblos caleg dapat memberikan kesempatan mereka untuk dipilih langsung oleh rakyat. Dia menegaskan untuk mendukung sistem proporsional terbuka.
“Kayanya sudah hampir semua partai mendukung proporsional terbuka, karena memberikan kesempatan kepada semua caleg, nomornya, nomor sepatu, atau nomor topi, punya kaos yang sama untuk bisa dipilih dan menang dalam pemilihan tersebut,” ujar dia.