TajukPolitik – Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Partai Demokrat, Anwar Hafid, buka suara menanggapi sinyalemen dirinya berpotensi dijegal lagi untuk maju dalam Pilgub Sulteng 2024.
Ini bukan tanpa alasan. Sebab, Anwar Hafid pernah tak bisa berkontestasi di Pikada Gubernur Sulteng 2020 karena tidak mendapat partai koalisi.
Saat itu, mayoritas partai dikuasai oleh pasangan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir. Koalisi pasangan ini paling gemuk. Sementara sisa partai pengusung lainnya, telah memberi dukungan ke pasangan Hidayat Lamakarate – Bartolomeus Tandigala.
Sementara Anwar Hafid yang berpasangan dengan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu, hanya didukung oleh Partai Demokrat. Praktis, Anwar Hafid dan pasangannya tidak mencukupi syarat dukungan.
Menanggapi sinyalemen akan terulangnya kisah pilu di Pilkada Sulteng 2020, Anwar Hafid menyebut strategi jegal menjegal dalam kontestasi politik itu adalah cara kuno pada Pilgub Sulteng 2024.
“Sudah kuno itu kalau masih ada yang menggunakan cara-cara jegal menjegal,” kata Anwar Hafid dihubungi pada Kamis (11/4/2024) malam.
Menurut Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng ini, dirinya punya strategi tersendiri dalam berkontestasi politik. Salah satunya adalah menyiapkan gagasan dan program yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Namanya kontestasi, masing-masing punya strategi untuk bisa menang. Tapi kalau saya, strategi paling ideal dan gentelmen itu adalah berkontestasi di hadapan rakyat melalui adu gagasan, adu program,” ujar anggota DPR RI dapil Sulawesi Tengah itu.
Bahkan, lanjutnya, biarkan masyarakat yang menilai dan memilih, mana kandidat yang pantas memimpin mereka ke depan. Mana yang bagus jejak rekamnya selama ini.
Mari kita adu rekam jejak, biar rakyat yang menilai dan memilih,” tandas Anwar Hafid yang ?menggaet dr Renny Lamadjido sebagai pasangannya di Pilgub 2024.
