TajukPolitik – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakin Partai Demokrat tetap setia bersama Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) setelah adanya pertemuan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Jakarta, Minggu (18/6).
Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal mengatakan sebelum pertemuan dengan Puan Maharani, AHY sudah meminta izin kepada PKS dan NasDem.
“Meyakini demokrat masih setia dan bersama partai koalisi, pertemuan Puan-AHY diyakini hanya silaturahim biasa dan tidak berusaha menarik Demokrat keluar dari koalisi. PKS optimis KPP tetap solid,” kata Iqbal, Senin (19/6).
Iqbal menilai pertemuan kedua elite parpol itu membawa dampak positif bagi demokrasi dan perpolitikan Indonesia. Ia berharap Pemilu 2024 berjalan lancar dan potensi polarisasi antara pendukung dapat berkurang.
Iqbal pun mendorong Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu. Ia percaya pertemuan antar elite kedua parpol itu bisa mencairkan suasana politik antara PDIP dengan Demokrat yang dinilai tak akur sejak 2004.
“Kami berharap diikuti pertemuan Mega-SBY untuk bagian dari rekonsiliasi,” imbuhnya.
Puan Maharani bertemu dengan AHY di Hutan Kota Plataran, Jakarta Pusat, Minggu (18/6). Sejumlah elite kedua partai juga ikut menghadiri agenda pagi itu.
Usai pertemuan, Puan membeberkan salah satu obrolan empat mata bersama AHY. Ia menyebut AHY sempat mengutarakan keinginannya agar hubungan mereka dibangun layaknya kakak dan adik. AHY menurutnya juga menginginkan agar hubungan Demokrat dan PDIP lebih harmonis.
Puan pun mengaku lebih memaknai hubungan kakak adik meskipun keduanya kini berada di posisi yang berbeda. Apalagi dengan riwayat keduanya yang pernah menjadi anak presiden.
Puan juga menyampaikan PDIP dan Demokrat telah sepakat untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, AHY juga menyebut pertemuannya dengan Puan merupakan salah satu agenda untuk membahas isu kenegaraan dan dinamika politik bersama PDIP.
AHY menyebut Demokrat dan PDIP memiliki jejak riwayat yang sama dalam kancah perpolitikan Indonesia. Salah satunya, mereka sama-sama pernah menjadi ruling party alias partai penguasa dan partai oposisi.
PDIP misalnya menang dua kali berturut-turut pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, dan dalam dua periode itu Demokrat menjadi oposisi. Sedangkan Demokrat unggul dua periode sebelumnya atau pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009, kala itu posisi PDIP adalah oposisi.