TajukPolitik – Mantan aktivis yang kini menjadi Kepala Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief mengomentari perilisan film Dirty Vote sebelum menjelang hari pencoblosan.
Melalui unggahan di akun X pribadinya, @Andiarief_ _, ia memberikan komentar dan kesan pertamanya menyaksikan film Dirty Vote ini.
Andi menyoroti cari berpikir dari aktor-aktor yang terlibat dalam pembuatan film ini dan memberikan kesan pertama yang kurang baik.
âYang kotor filmnya,â tulis Andi Arief dalam unggahannya itu dikutip tajuknasional.com, Senin (12/2).
âItulah kesan pertama yang menggoda,â sambungnya.
Adapun untuk Dirty Vote persisnya dokumenter eksplanatori yang disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara yang membintangi film ini.
Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Yang memberikan penjelasan terkait beberapa instrumen kekuasaan yang digunakan untuk meraih kemenangan di Pemilu.
Penggunaan kekuasaan yang kuat dengan infrastruktur yang mumpuni, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang di hadapan rakyat demi mempertahankan status quo.
Tiga aktor sekaligus ahli hukum tata negara yang berperan di film ini sendiri tentunya punya landasan dan berpihak sesuai fakta dan data.
Tim Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menuding dokumenter eksplanatori Dirty Vote sebagai tindakan fitnah.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman misalnya. Ia menyebut dokumenter Dirty Vote merupakan film yang berisi fitnah.
Habib pun mempertanyakan kebenaran pakar-pakar hukum yang hadir di film itu. Habib juga menyangsikan dugaan kecurangan yang diarahkan ke Prabowo-Gibran.
“Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah,” kata Habib dalam jumpa pers di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Minggu (11/2).
Habib menilai Dirty Vote sengaja dibuat untuk mendegradasi penyelenggaraan Pemilu 2024. Dia menilai tuduhan-tuduhan yang disampaikan dalam film tersebut tak berdasar.