Tajukpolitik – Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menyarankan agar Mahfud MD mundur dari jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) karena telah menyerang kebijakan Presiden Jokowi pasca ditetapkan menjadi calon wakil presiden.
Hal tersebut disampaikan Muslim setelah menyaksikan aksi Mahfud MD yang menyerang kebijakan Presiden Jokowi saat Debat Calon Wakil Presiden yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta Conventional Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1) malam.
“Setelah menyaksikan debat cawapres semalam, saya berkeyakinan Prof Mahfud MD segera akan mundur dari Kabinet sebagai Menko Polhukam,” ujar Muslim, Selasa (23/1).
Menurut Muslim, Mahfud MD usianya lebih tua dari kedua cawapres lainnya, harusnya lebih menunjukkan ketinggian akhlak dan etika sebagai calon pemimpin bangsa dengan mengedepankan etika dan moral kekuasaan, dibanding dengan hanya mengejar jabatan dengan menghalalkan segala cara.
Muslim mengatakan meskipun Presiden Joko Widodo membuat aturan menteri dan kepala daerah yang mengikuti kontestasi Pilpres 2024 tidak perlu mundur, akan tetapi tidak etis dan kurang bermoral.
Untuk itu, Muslim menegaskan alangkah baiknya jika Mahfud MD mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.
“Tidak fair masih menterinya Jokowi tapi dalam debat semalam dan debat cawapres sebelumnya menyerang Presiden Jokowi dan kebijakannya. Di mana Mahfud MD masih di dalam kabinetnya,” jelas Muslim.
Mestinya agar pertandingan Pilpres 2024 berjalan fair dan bijak, kata Muslim, Mahfud harus sadar bahwa dirinya merupakan panutan dan teladan politik bagi rakyat dengan cara memposisikan diri yang sama di luar pemerintahan seperti Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
“Mahfud MD segera saja mengundur diri sebagaimana Pilpres 2004. SBY dan Jusuf Kalla mundur dari Kabinet Megawati karena bersaing dalam pilpres saat itu. SBY dan JK telah memberi keteladanan. Segera saja Mahfud MD memberi contoh yang baik,” pungkas Muslim.