Tajukpolitik – Survei Litbang Kompas menunjukkan sebesar 67,1 persen responden menyatan lebih cocok memilih sendiri secara langsung calon anggota legislatif (caleg) atau memakai sistem proporsional terbuka saat Pemilu 2024 ketimbang menyerahkan pada partai untuk menentukan caleg terpilih atau sistem proporsional tertutup.
Hanya 17 persen responden yang mendukung menyerahkan sepenuhnya urusan terpilihnya caleg ini ke partai politik. Sementara 15,9 persen responden lainnya memilih tak tahu.
“Kesempatan untuk menentukan calon anggota ingin yang didukung saat pemilu cenderung menjadi pilihan publik,” demikian kesimpulan survei Litbang Kompas periode Januari 2023 yang diterbitkan Senin (6/3).
Litbang Kompas juga mengukur suara para konstituen sembilan partai politik yang berada di DPR soal sistem pemilu ini.
Hasilnya, rata-rata 78 persen responden pemilih partai politik cenderung lebih memilih caleg secara langsung. Hanya 19,7 persen yang mendukung penerapan sistem pemilu proporsional tertutup.
Pemilih PKB tercatat paling besar yang mendukung pilihan caleg secara langsung sebesar 83,1 persen. Kemudian dikuti responden pemilih Nasdem (75 persen) dan Demokrat (72,1 persen).
Kemudian, mayoritas pemilih PDI-P (68,8 persen) justru memilih tetap menggunakan sistem proporsional terbuka. Hasil ini kontras dengan sikap PDIP yang menjadi satu-satunya fraksi yang setuju perubahan sistem pemilu dari proporsional terbuka menjadi kembali tertutup.
Sebelumnya, delapan fraksi di DPR menolak sistem pemilu menggunakan sistem proporsional tertutup. Mereka yakni Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, Demokrat, PKS, PAN dan PPP. Sementara PDIP jadi satu-satunya Partai mendukung diterapkannya sistem proporsional tertutup.
“Sikap responden pemilih dari sembilan partai politik yang ada di parlemen ini memberikan sinyal adanya keinginan yang kuat untuk mempertahankan peluang pemilih turut menentukan keterpilihan caleg dalam merih kursi parlemen,” jelas hasil survei Litbang Kompas ini.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 25 Januari-4 Februari 2023. Survei ini memiliki 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar 2,83 persen.