TajukPolitik – Pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, sikap NasDem menolak ajakan komunikasi PDIP untuk hadapi Jokowi merupakan bukti konsistensi sikap sebuah partai politik.
“Saya melihat ini poin plusnya NasDem, ada konsistensi dukungan kepada Jokowi. Artinya walaupun NasDem punya capres sendiri berbeda jalan dengan Jokowi, tetapi NasDem konsisten ada di pemerintahan, ada bersama Jokowi. Itu yang kita lihat dari NasDem,” kata Ujang kepada wartawan, Selasa (21/11).
“Walaupun Jokowi atau pemerintah melihat NasDem berbeda, tetapi itulah konsistensi mengawal Jokowi sampai akhir,” sambungnya
Ujang melihat pernyataan Ahmad Ali dan Anies secara politik sudah tepat. Menurut Ujang, PDIP kini sedang mencari kawan, untuk mengkritisi Jokowi atau yang lebih ekstrem melawan Jokowi, sejak Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pendamping Prabowo.
“Ya apa yang disampaikan oleh Ahmad Ali, oleh Anies, itu sudah benar tidak mau mengurusi hal-hal seperti itu, walaupun sudah ada tekanan sejak lama,” terang Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
Senada juga disampaikan, analis politik Silvanus Alvin. Ia memandang, PDIP secara terbuka menunjukkan sikap fight back terhadap Jokowi. Ia menilai, publik akan menangkap kesan bahwa PDIP menunjukkan inkonsistensi.
Polemik tekanan kekuasaan itu juga dinilai akan mempengaruhi secara positif persepsi publik pada Partai NasDem. Sebab, AMIN hanya mau fokus dengan strategi komunikasinya.
“Ini baik bagi NasDem, karena mereka tahu fokusnya di mana yang harus mereka berikan, soal ada ‘tekanan-tekanan’ pernah disinggung oleh Anies dalam forum publik, tapi tidak mereka jadikan narasi itu sebagai fokus utama,” tegas Alvin.
Sementara itu komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil sarankan PDIP jadi oposisi dengan menarik kader dari menteri Jokowi.
“PDI Perjuangan harus berani mengambil momen menarik semua menteri-menterinya dari kubu Jokowi,” kata Kang Tamil, Minggu (19/11).
Bukan hanya menteri-menterinya, menurut dia, PDI Perjuangan juga harus berani menarik seluruh kadernya yang duduk di pemerintahan, baik di BUMN, maupun eksekutif.
“Dan yang di legislatif harus berani mengumandangkan untuk menjadi oposisi,” tuturnya.
Kang Tamil meyakini, ketika itu semua dilakukan dan disampaikan ke ruang publik, maka pasangan Ganjar-Mahfud akan mendapatkan dampak positifnya.
“Ketika ini disampaikan ke ruang publik, saya yakin nilai elektoral Ganjar-Mahfud itu akan lebih tinggi daripada ketakutan yang hari ini dihadapi PDI Perjuangan dengan tidak berani secara terang-terangan,” pungkasnya.