Tajukpolitik – Setelah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres, secara fakta Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB sudah bubar.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs atau Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam.
“Namun secara de jure, merujuk pada poin-poin kesepakatan koalisi yang ditandatangani tiga pimpinan partai, maka KIB secara resmi akan dinyatakan bubar jika PAN dan Golkar memiliki pilihan Capres yang berbeda dari PPP,” jelas Umam , Jumat (28/4).
Untuk diketahui, sejak dibentuk 5 Juni 2022, KIB sampai hari ini memang belum mengumumkan Capres yang akan diusung. PDI Perjuangan kemudian mengumumkan Ganjar sebagai Capres 2024 pada 21 April 2023.
Berikutnya, PPP pun mengambil inisiatif lebih awal dengan mendukung Ganjar, saat mengumumkan hasil Rapat Pimpinan Nasional PPP di Yogyakarta, Rabu, 26 April 2023.
Selanjutnya pada Kamis malam, 27 April 2023, para pimpinan KIB bertemu. Selain Mardiono, ada Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Airlangga menampik KIB bubar meski PPP mendukung Ganjar.
Melihat hal tersebut, Umam kemudian menyinggung komentar elit KIB yang mengklaim KIB masih solid. Menurut dia, hal tersebut sebenarnya adalah ekspresi panik akibat semakin terbukanya akar faksionalisme di internal KIB.
Sebagai sebuah koalisi, Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina, ini menilai Golkar, PAN dan PPP seharusnya memiliki mekanisme baku dalam penentuan capres secara bersama-sama.
Sangat tidak lazim jika ada partai anggota koalisi, mengatasnamakan kedaulatan partainya, lalu menentukan tokoh capresnya masing-masing dan secara terpisah-pisah.
Secara teoretik, jelas Umam, koalisi menghendaki adanya kerjasama berbasis kesepahaman, negosiasi dan kompromi. Tujuannya untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan kolektif.
Sehingga jika ada partai-partai anggota koalisi yang bebas bergerak sendiri-sendiri, kata Umam, maka sejatinya itu menjadi pertanda gagal atau bubarnya sebuah koalisi.
“Dengan kata lain, pasca manuver PPP yang secara terpisah mendukung pencapresan Ganjar Pranowo, maka KIB sejatinya kini tengah berada dalam masa-masa kritis,” tutur Umam.