Senin, 10 Maret, 2025

Politik Identitas Marak Jelang Pemilu 2024, BRIN Ingatkan Jangan Sampai Terjadi Politisasi Agama

Tajukpolitik – Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli, mengingatkan politik identitas marak terjadi jelang Pemilu 2024 sah-sah saja dilakukan, namun jangan sampai ada politisasi agama maupun pembenturan satu agama dengan agama lain.

Hal itu ia ungkapkan sejalan dengan makin maraknya politik identitas yang diusung partai politik dengan basis agama pada Pemilu 2024.

Bagi Lili, politik identitas wajar saja dipakai, namun, penggunaan politik identitas diproyeksikan tidak akan menarik banyak simpati masyarakat.

Kekinian, tren yang dilakukan beberapa parpol berbasis Islam justru dengan merangkul kelompok lain dalam kegiatan politiknya. Salah satu parpol yang dengan tegas menginternalisasi politik identitas adalah Partai Ummat.

“Partai Ummat sebagai partai yang berbasis agama, silakan saja. Asalkan kesepakatan-kesepakatan kita, misalnya Pancasila sebagai dasar negara, Bhinneka Tunggal Ika, itu harus diusung,” ungkapnya, Sabtu (18/2).

Kendati demikian, ia menilai jalan yang dipilih Partai Ummat tidak akan mendongkrak banyak suara pada Pemilu 2024. Sebab, beberapa parpol berbasis Islam lain belakangan ini sudah mulai membuka diri dengan mengusung calon dari kelompok di luar identitasnya.

Perubahan ke arah catch-all party, kata Lili, didasarkan untuk mengeruk pemilih ke semua golongan dengan kesadaran bahwa masyarakat sudah tidak lagi terkotak-kotakkan. PKS, misalnya, telah mengubah arah kebijakan dengan merangkul kelompok Islam tradisional.

Melalui pernyataan tegas Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi dalam Rapat Kerja Nasional pada Senin (13/2) lalu, Lili menilai Partai Ummat sudah sulit menjadi catch-all party. Oleh karenanya, kesempatan Partai Ummat meraih suara kelompok nasionalis maupun sekuler jadi tertutup.

“Nggak apa-apa Partai Ummat menonjolkan itu (politik identitas), karena itu sebagai diferensiasi pilihan. Tapi saya kira itu tidak akan mendapatkan dukungan yang banyak,” tuturnya.

Sebelumnya, Ridho menegaskan Partai Ummat adalah politik identitas. Menurutnya, tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak pada moralitas yang relatif. Hal tersebut, lanjutnya, merupakan proyek besar sekularisme yang menghendaki pemisahan antara agama dan semua sendi kehidupan, termasuk politik.

Di samping itu, Ridho juga mengatakan Partai Ummat akan membangun perjuangan dari masjid sebagai tempat menyusun rencana dan strategi keumatan.”Dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik,” kata Ridho.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini