Kamis, 21 November, 2024

Pengamat Ungkap Tiga Faktor Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

TajukPolitik – Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi menyebut, ada tiga faktor yang berpotensi memenangkan paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran dalam satu putaran di Pilpres 2024.

“Saya melihat beberapa data hasil survei, dari komparasi beberapa data survei yang saya amati, ini lembaga survei yang sudah dikenal kredibilitasnya, itu sudah menunjukkan persentase yang signifikan,” ujar Fahrul, Selasa (30/1).

Fahrul membeberkan pada awal Januari sampai akhir Januari 2024, tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan. Sementara pada pasangan Ganjar-Mahfud trennya cenderung menurun, pada pasangan Anies-Muhaimin mengalami kenaikan, tetapi tidak begitu signifikan.

Dirinya menyakini Prabowo-Gibran berpeluang menang satu putaran.

“Kalau awal Januari, 02 ini kan hasil surveinya sudah 48 persen. Saya rasa sangat mungkin di akhir Januari sudah bisa mendekati 50 persen. Nah, coblosan kan sebentar lagi. Jadi ada peluang menang satu putaran,” urainya.

Terbaru, Fahrul menyebut survei LSI Demny JA merilis elektabilitas paslon 02 di angka 50,7%. Sementara paslon 01 22%, dan paslon 03 19,7%.

Faktor kedua, lanjut Fahrul, adalah simpul-simpul ketokohan di banyak bidang yang banyak mendukung Prabowo-Gibran. Ia menyebut gelombang dukungan tokoh strategis di daerah mulai terasa dalam menambah kekuatan pasangan Prabowo-Gibran.

“Contoh saja ada Bu Khofifah. Bu Khofifah juga sudah terang-terangan ada di pihak 02. Kita semua juga tahu ketokohan dan kekuatan massa dari Bu Khofifah,” sambungnya.

Faktor ketiga, kata Fahrul, kekuatan dari kalangan Milenial dan Gen Z sebagai pemilih muda dan pemilih pemula. Ini juga patut diperhitungkan. Semua paslon, imbuh Fahrul, berlomba-lomba untuk menargetkan dari kalangan pemuda dan pemula yang tidak lain mempunyai jumlah paling banyak sebagai pemilih.

“Di sini Cawapres Gibran punya potensi yang besar. Secara psikologis, Gibran mewakili sebagai anak muda, dan tentu paham apa yang diinginkan anak muda. Anak muda itu kan tidak lepas dari teknologi di dunia maya atau gadget,” sambung Fahrul.

Fahrul tidak menampik, usai debat cawapres, Gibran diserang lewat berbagai medsos, khususnya soal etik. Tetapi justru itu yang menguatkan posisi Gibran di kalangan anak muda.

Fahrul pun mencontohkan banyak media sosial yang menyerang Gibran lantaran gesturnya yang mengangkat tangannya di atas mata dalam gerakan mengintip, seolah-olah kesulitan mencari jawaban dari Mahfud MD dalam debat cawapres.

“Tapi serangan di media sosial itu justru menguntungkan Gibran. Kenapa? Anak muda justru melihat dari sisi lainnya. Bukan soal etiknya. Lihat saja, gerakan itu malah makin tenar, dibuat bentuk kartun, gimik, bahkan diperagakan oleh anak-anak muda dalam keseharian dengan teman-temannya,” demikian Fahrul.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini