TajukPolitik – Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai sangat logis pendapat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tentang upaya Peninjauan Kembali (PK) Moeldoko menjadi bukti bahwa pencapresan Anies Baswedan tak dikehendaki rezim Joko Widodo (Jokowi).
“PK Kubu Moeldoko ke MA bukan hanya mengganggu soliditas di internal, karena di saat yang sama kini Partai Demokrat tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Nasdem,” kata Agung, Jumat (7/4).
Agung menjelaskan ketika KPP sepakat mengusung Anies sebagai capres, maka PK ke MA kubu Demokrat ini bisa menciptakan kondisi normal ketika akhirnya ditolak oleh MA.
“Namun sebaliknya jika diterima, kondisi darurat bagi Demokrat maupun KPP akan mengemuka,” katanya.
Hal tersebut, dikatakan Agung, lantaran Demokrat di tangan Moeldoko akan berbeda sikap politiknya sebagaimana Demokrat bersama AHY
“Otomatis Kubu Moeldoko akan merapat ke kutub koalisi pemerintah yang kini sudah mengerucut bersama KIB, KKIR, dan PDIP,” kata dia.
Menimbang KPP selama ini lebih identik dengan kutub oposisi dengan capresnya Anies yang lebih merepresentasikan “antitesis” Presiden Jokowi,” pungkas Agung.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan jika bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan tak dikehendaki rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saudara-saudara sekalian kami menyadari ada risiko yang harus kami tanggung dalam mengusung bacapres (Anies) yang tidak dikehendaki oleh rezim penguasa,” kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Menurut AHY, bahkan tim kecil Koalisi Perubahan sejak setahun lalu sudah mengungkapkan kemungkinan risiko sekelompok penguasa meradang.
“Bahkan sejak tahun lalu, perwakilan kami di tim kecil Koalisi Perubahan pun sudah menyampaikan risiko ini bahwa bukan tidak mungkin sekelompok penguasa akan meradang,” ujarnya.
Termasuk upaya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali atau PK atas putusan Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan pihaknya.
“Sebetulnya sejak tahun lalu, kita sudah mengingatkan, ini bakal ada PK tapi pasti sangat politis,” ucap AHY.
AHY menegaskan jika motif dari PK tersebut adalah untuk membungkam oposisi dan membubarkan Koalisi Perubahan.
“Kini dugaan itu terbukti, tetapi kami seluruh pimpinan, pengurus, dan kader partai demokrat siap, kami siap lahir dan batin,” tegasnya.
Lebih lanjut, AHY memastikan pihaknya akan tetap mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat.