TajukNasional Partai Golkar telah memutuskan untuk mengusung Dedi Mulyadi, politisi dari Partai Gerindra, sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jawa Barat 2024. Kesepakatan tersebut terwujud setelah Partai Golkar dan Partai Gerindra mengadakan pertemuan di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Pertemuan ini dihadiri oleh Dedi Mulyadi mewakili Partai Gerindra, dan Singgih Januratmoko, utusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta beberapa petinggi Golkar Jawa Barat.
“Kami tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya, kami mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi Calon Gubernur Jawa Barat,” kata Singgih Januratmoko dalam pernyataannya.
Dengan keputusan tersebut, Ridwan Kamil yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, digeser untuk menjadi bakal calon gubernur (Bacagub) Jakarta. Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, mengonfirmasi bahwa Dedi Mulyadi akan didampingi oleh kader dari Partai Golkar. Namun, Dasco belum mengungkapkan nama kandidat untuk posisi wakil gubernur yang dimaksud. “Namanya diumumkan dalam sehari-dua hari,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 5 Agustus 2024.
Sementara itu, Ridwan Kamil, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, mengungkapkan bahwa beberapa nama sedang dipertimbangkan untuk menjadi calon wakil gubernur. Dalam hal ini, Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengatakan bahwa penentuan siapa yang akan dicalonkan sebagai gubernur atau wakil gubernur bergantung pada kesepakatan bersama di koalisi. “Tapi, di internal Demokrat juga banyak kader yang potensial,” tandasnya.
Herman Khaeron menambahkan bahwa di Partai Demokrat terdapat banyak nama yang layak untuk dipertimbangkan. “Di Jawa Barat, ada sosok Dede Yusuf. Ada juga Anton yang sudah beberapa periode di DPR. Intinya, banyak pilihan untuk wakil,” ujarnya. Khaeron juga menjelaskan bahwa pemilihan calon harus melihat konstelasi partai dalam koalisi yang ada.
“Tergantung dari koalisi, karena Demokrat tidak bisa mengusung sendiri. Kami juga harus melihat bagaimana konstelasi partai-partai lain dalam koalisi, untuk menentukan pasangan itu,” jelasnya. Herman menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai calon akan ditentukan oleh koalisi serta Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat.