TajukPolitik – Litbang Kompas merilis riset soal percakapan warganet di media sosial terkait batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia dan kaitannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pasca Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan RI jadi tuan rumah ajang olahraga internasional itu, Ganjar ramai-ramai diserang netizen. Politisi PDI Perjuangan tersebut sebelumnya lantang menolak kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.
Menurut Litbang Kompas, perdebatan sengit terjadi antara kelompok akun pendukung dan kontra Ganjar. Ada fenomena yang unik dalam silang pendapat warganet ini, di mana pernyataan netizen cenderung cair secara alamiah.
Jika umumnya perdebatan di media sosial terbelah dalam dua kelompok yang sudah lama terbentuk, khusus isu Piala Dunia U20 dan Ganjar Pranowo, kedua kelompok seakan ”saling bertukar anggota”.
“Maksudnya, akun yang semula mendukung Ganjar kini berpaling dan mengaku tidak lagi berada di pihak Ganjar karena kecewa dengan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20,” demikian dikutip dari Kompas.id.
“Sebaliknya, akun yang awalnya tidak pernah atau jarang menyatakan dukungan terhadap Ganjar kini beralih mengaku di pihak Ganjar karena kesamaan pandangan menolak Timnas Israel,” tulis Kompas.id.
Cairnya pergerakan akun-akun tersebut terlihat di tiap unggahan yang menyertakan (mention) akun @ganjarpranowo.
Selain itu, dalam deretan teratas akun terpopuler (top mentions), terdapat akun-akun yang sudah lama terafiliasi dengan kubu pro dan kontra Ganjar. Misalnya, akun @ch_chotimah2, @KakekHalal, @kurawa, dan @KepaArgawinata2.
Bersamaan dengan masifnya kritik warganet terhadap Ganjar, akun-akun pendukungnya begitu gencar melambungkan tagar-tagar bernada positif seperti #GanjarHebat, #GanjarPresidenku, atau #TegarBersamaGanjar.
Menurut Litbang Kompas, pada periode 28 Maret-3 April 2023, muncul 1.020 tagar #GanjarHebat. Lalu, ada 578 tagar #ganjarpranowo.
Tak kalah masif, terdapat 378 tagar #GanjarPresidenku. Ada pula 336 tagar #PrabowoDanUlama, lalu 325 tagar #TegarBersamaGanjar.
Banyaknya tagar-tagar dari akun pendukung Ganjar ini terbilang efektif karena mampu mengisi 10 teratas tagar terpopuler (top hashtag).
Kampanye lewat tagar-tersebut juga menenggelamkan tagar yang digunakan kubu kontra, seperti #PrabowoDanUlama, #Setyoko2024, atau #GanjarMencorengPDIP.
Akun-akun pendukung Ganjar bahkan bermanuver dari narasi positif ke sejumlah tafsiran politik. Misanya, muncul tafsir bahwa Ganjar berhasil melewati ujian loyalitas dari PDI-P.
Muncul pula narasi bahwa elektabilitas Ganjar masih tinggi dalam laporan sejumlah lembaga survei, hingga keberhasilan Ganjar dan PDI-P meraih dukungan dari kelompok yang selama ini dikenal sebagai oposisi pemerintah.
Sebaliknya, dari kubu kontra, muncul sejumlah tafsir yang narasinya tertuju pada blunder PDI-P dan Ganjar yang dinilai bisa mengakibatkan turunnya perolehan suara pada Pemilu 2024.
Namun, bersamaan dengan ini, akun-akun kontra tersebut terlihat jelas menunggangi isu demi menaikkan nama tokoh yang didukung dalam konten yang diunggahnya.
Adapun riset terkait percakapan warganet ini digelar Litbang Kompas pada 28 Maret-3 April 2023 melalui aplikasi Talkwalker. Pantauan tersebut menggunakan kata kunci (query) “Ganjar” dan saringan bahasa Indonesia.
Secara umum, riset memperlihatkan bahwa terdapat 156.000 percakapan dan 671.500 interaksi di antara warganet dari berbagai kanal medsos yang membicarakan Ganjar dan batalnya Piala Dunia U20.
Sebagaimana diketahui, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA berujung gaduh.
FIFA memang tak menyebutkan detail alasan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional itu. Namun, pembatasan tersebut berbarengan dengan masifnya penolakan kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.