TajukNasional Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah, mengingatkan seluruh kader Partai Demokrat di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bersikap tegas dalam memilih kandidat yang akan didukung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang.
Anita dengan tegas meminta agar kader Demokrat tidak mendukung kandidat yang pernah terlibat dalam aksi pembakaran bendera Partai Demokrat. Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Demokrat NTT pada Sabtu, 14 September 2024.
“Jangan coba-coba kader Partai Demokrat mendukung kandidat lain yang pernah membakar bendera Demokrat. Ingat itu!” seru Anita dengan nada penuh ketegasan di hadapan para kader yang hadir dalam rapat tersebut.
Anita juga meminta agar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat NTT, Leonardus Lelo, bersikap tegas terhadap setiap kader yang kedapatan mendukung calon kepala daerah yang terlibat dalam aksi pembakaran atribut partai. Menurutnya, tindakan tegas sangat penting untuk menjaga kehormatan dan solidaritas partai.
“Kalau sampai ada yang kedapatan, kita minta dipecat. Mau dia anggota DPR, langsung kita proses PAW (Pergantian Antar Waktu). Mau dia Ketua DPC, langsung diganti,” tegasnya, memperlihatkan sikapnya yang tidak mentoleransi pengkhianatan terhadap partai.
Pernyataan Anita ini merujuk pada peristiwa pembakaran bendera Partai Demokrat yang terjadi pada awal Januari 2022. Insiden tersebut terjadi di depan kantor DPD Demokrat NTT, ketika sekelompok kader yang tidak puas dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat memprotes pergantian ketua DPD dari Jefri Riwu Kore ke Leonardus Lelo. Aksi protes yang awalnya damai berubah menjadi insiden pembakaran bendera, kaus, jas, dan bahkan foto Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam insiden tersebut, beberapa kader terlibat membakar simbol-simbol partai sebagai bentuk protes atas keputusan yang dianggap tidak sesuai dengan aspirasi mereka. Peristiwa ini mencoreng citra Partai Demokrat di NTT dan menjadi catatan buruk dalam sejarah partai. Oleh karena itu, Anita menegaskan bahwa peristiwa semacam ini tidak boleh dilupakan, dan kader partai harus tetap solid dalam menjaga integritas partai.
Anita menekankan bahwa Partai Demokrat memiliki komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, dan loyalitas terhadap partai adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. “Kita harus bersatu. Jangan sampai ada kader yang mendukung orang yang pernah merusak simbol-simbol partai kita. Ini soal harga diri dan komitmen,” tegasnya lagi, meminta seluruh kader Demokrat di NTT untuk bersikap setia dan teguh dalam mendukung calon yang benar-benar mendukung perjuangan partai.
Sebagai anggota DPR RI yang mewakili NTT, Anita memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut, dan pernyataannya dalam Rapimda menunjukkan komitmen kuatnya untuk menjaga kehormatan Partai Demokrat. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kader untuk bersikap disiplin dan menghormati keputusan partai, serta tidak terlibat dalam tindakan yang dapat merusak citra dan integritas Demokrat.
Dalam menghadapi Pilkada mendatang, Anita berharap kader-kader Demokrat di NTT mampu memilih dan mendukung kandidat yang tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga komitmen kuat terhadap nilai-nilai partai. Ia juga berharap agar kejadian seperti pembakaran bendera partai tidak lagi terulang, dan partai bisa semakin solid dalam mengawal perubahan di NTT dan seluruh Indonesia.
“Partai Demokrat adalah partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Kita tidak boleh lengah dan harus selalu menjaga kehormatan partai ini,” tutup Anita dengan penuh semangat, diiringi tepuk tangan dari para peserta Rapimda yang hadir.