Kamis, 21 November, 2024

Megawati Anggap Penguasa Seperti Orde Baru, Pengamat: Jokowi Produk PDIP

TajukPolitik – Kekesalan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada pemerintah yang dinilainya mulai mengarah pada cara-cara seperti rezim Orde Baru, dinilai anomali.

Pasalnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah produk dari partai berlambang banteng moncong putih itu sendiri.

Demikian analisa Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Jumat (1/12).

“Megawati seolah lupa, Jokowi adalah produk PDIP,” kata Dedi Kurnia.

Di sisi lain, pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebut bahwa selama PDIP berkuasa dua periode di bawah pemerintahan Jokowi, tidak sedikit kebijakan yang mendapat penolakan dari masyarakat. Mulai dari UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Omnibus Law UU Cipta Kerja.

“Jadi, PDIP sama buruknya dengan kritik Megawati,” ujar Dedi Kurnia.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan tegas mengaku kesal terhadap watak penguasa saat ini yang dinilainya mulai mengarah pada rezim Orde Baru yang otoriter.

“Bolehkah kamu menekan rakyatmu? Bolehkah kamu memberikan apa pun kepada rakyatmu tanpa melalui perundangan yang ada di republik ini?” kata Megawati saat pengarahan Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Senin (27/11).

Presiden ke-5 RI itu menilai, rakyat saat ini seperti ditekan penguasa dengan mengabaikan perundang-undangan. Ia pun merasa seperti tak dihargai oleh negara dalam hal ini pemerintahan Jokowi.

“Saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya seperti tidak dihormati ya. Loh, saya jelek-jelek pernah presiden loh, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia,” pungkasnya.

Dedi Kurnia Syah, mengatakan, Ganjar terjebak pada posisi dilematis pilpres 2024. Pasalnya, ketika Jokowi mendapatkan pujian maka efek elektoralnya jatuh ke Prabowo-Gibran. Namun ketika mengkritik Jokowi maka yang diuntungkan yaitu Anies-Muhaimin.

“Sehingga sangat mungkin, apapun yang dilakukan Ganjar, sulit untuk akan mendapatkan keuntungan perolehan suara,” kata Dedi, Rabu (29/11)

Dijelaskannya, ceruk suara Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP sama dengan Jokowi.

“Sementara posisi saat ini Jokowi sudah berpihak pada Prabowo-Gibran, jadi kalaupun Ganjar mengkampanyekan hal-hal yg sudah dibuat Jokowi, bukan tidak mungkin Ganjar tetep akan dicap Jokowi palsu, karena posisinzya sudah terbelah,” kata Dedi.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini