TajukPolitik – Masa tenang Pemilihan Umum 2024 tidak berjalan sesuai harapan, terutama bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran yang menerima banyak Black Campaign.
Mereka terpaksa sibuk melakukan klarifikasi terhadap serangkaian isu sensitif yang muncul menjelang pemungutan suara.
Beberapa isu yang menjadi sorotan antara lain terkait dugaan gratifikasi dalam pembelian pesawat Mirage, isu dirty vote, dan spekulasi tentang masa jabatan Presiden selama dua tahun.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, memberikan tanggapan tegas terkait dugaan gratifikasi terkait pembelian pesawat Mirage.
Dahnil menegaskan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam praktik korupsi apa pun, termasuk dalam pembelian pesawat tersebut.
Pakar Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sukri Tamma mengatakan, perlu kehati-hatian atas adanya isu yang bergejolak itu.
“Menurut saya memang harus berhati-hati terkait dengan isu yang memojokkan salah satu kandidat. Dalam hal ini saya kira pasangan calon nomor 02,” ujar Prof Sukri, Minggu (11/2).
Dijelaskan Prof Sukri, tiga isu yang berkembang tersebut memang agak sedikit memojokkan pasangan 02.
“Bisa saja berpengaruh pada ketidakpercayaan orang terhadap pasangan ini,” Prof Sukri menuturkan.
Tambahnya, bisa jadi juga beberapa pemiliih yang tadinya mungkin masih ragu-ragu memilih 02, punya alasan untuk memindahkan pilihannya kepada yang lain dengan isu-isu ini.
Namun, Prof Sukri menekankan, pada saat yang bersamaan jika isu tersebut bisa dikelola oleh tim 02, maka bisa mendapatkan simpati dari pemilih
“Di sisi lain, pada saat yang bersamaan jika isu ini ternyata misalnya tim 02 mampu mengelola isu ini dan bisa membuktikan bahwa isu ini mendiskreditkan, mendowngrad image dari 02, bisa jadi menimbulkan simpati dari pemilih,” ucapnya.
Dibeberkan Prof Sukri, mereka yang masih ragu bisa jadi semakin yakin mendukung Prabowo-Gibran. Karena merasa pasangan tersebut dipojokkan.
“Tadinya barangkali masih ragu, bisa jadi kemudian mau mendukung. Karena merasa pasangan ini dipojokkan oleh kondisi, dan tentu saja pasti dikait-kaitkan dengan kandidat pesaing,” tukasnya.
Prof Sukri bilang, isi yang mendadak heboh itu bisa jadi dianggap sengaja digiring oleh kandidat pesaing sebagai Black Campaign untuk menjatuhkan elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Tentu kemudian memojokkan, bisa jadi menimbulkan simpati bahwa 02 terkesan dalam tanda petik diblack campaign,” imbuhnya.
“Saya katakan, bisa jadi juga akan mempengaruhi pemilihan dalam hal memang selama ini ragu menentukan pilihan. Tiba-tiba ada isu ini, bisa jadi mereka urung atau tidak mendukung 02,” sambung Prof Sukri
Mengingat Pemilu hanya menyisakan tiga hari, Prof Sukri menyebut, untuk menjaga elektabilitas masing-masing Paslon, mereka harus pandai dan lebih hati-hati dalam mengeluarkan statement.
“Terkait dengan isu-isu, tentu sekali lagi tinggal bagaimana (red), karena tiga hari lagi, saya kira semua tim, pasangan, berhati-hati dalam mengeluarkan statemen dan mengatakan sesuatu karena apapun yang dinyatakan bisa jadi menjadi sesuatu meningkatkan elektabilitas atau boomerang dan menurunkan elektabilitas di tiga hari terakhir,” kuncinya.