Tajukpolitik – Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, khawatir jika kebiasaan lama Front Pembela Islam (FPI) yang kontroversi seperti melakukan razia hingga demo konser musik dilakukan kembali jika pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Trubus mengatakan hal tersebut bukan tanpa alasan. Apalagi, beberapa petingginya saat ini mendukung pasangan Anies-Muhaimin atau Amin di pilpres.
Aksi-aksi yang dilakukan FPI seperti razia hiburan malam hingga menolak beberapa konser musik, karena dianggap tidak sejalan dengan Islam.
Namun, oleh pemerintahan Presiden Jokowi, FPI dan beberapa organisasi lainnya akhirnya dibubarkan secara resmi.
“Ya kalau lihat rohnya atau jiwanya dari FPI itu sendiri yang sangat ketat dalam syariat Islam bisa jadi. Itu sangat mungkin. Karena itu sudah menjadi identitas dari FPI sendiri,” kata Trubus, Kamis (4/1).
Trubus memaparkan kenapa kelompok tersebut menolak diadakannya konser. Sebab menjadi bagian dari kemaksiatan yang dilarang agama.
“Jadi sejenis konser-konser itu pasti dilarang karena itu bagian dari kemaksiatan dari adanya perilaku maksiat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, itu menurut pemahaman mereka,” ujar Trubus.
Bila cara lama seperti itu digunakan lagi, Trubus juga khawatir di tengah-tengah masyarakat akan terjadi polarisasi. Karena tidak sedikit juga umat Islam yang tidak sepemahaman dengan cara-cara yang dilakukan oleh FPI dulu.
“Karena itu, kalau pak Anies menang akan sangat berbahaya karena itu (cara lama FPI) akan munculnya polarisiasi Islam sendiri,” tegas Trubus.
Untuk itu, menurutnya perlu diminimalisir potensi itu kembali muncul. Sebab negara-negara seperti Arab Saudi yang dianggap acuan, juga saat ini sudah mulai melakukan berbagai perubahan.
“Jadi apakah dengan kondisi di induknya sudah berubah apakah mereka mssih menerapkan itu jadi pertanyaan,” pungkas Trubus.