TajukNasional Calon Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi, mengadakan pertemuan informal dengan para seniman yang tergabung dalam Barisan Seniman Kota (Barista) dan relawan Jaringan Akar Rumput (Jarum) di Kelengan Kecil, Semarang Tengah, pada Sabtu malam, 7 September 2024. Acara yang diberi nama “Jagongan Pinggir Kali” ini menjadi wadah bagi Yoyok untuk menyerap aspirasi dan keluh kesah dari komunitas seniman Semarang.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh seniman, seperti Teguh Hoki, seorang pelawak terkenal, Gunawan Effendi, seorang pelukis ternama, dan Dedi Setiyadi, seorang budayawan terkemuka di Semarang. Selain itu, hadir pula Gus Yoyok, pemilik Sarkal, Beni, pemimpin Komunitas Kanjeng Slamet, dan Damar Akustik, sebuah band lokal yang ikut meramaikan acara.
Dalam diskusi yang berlangsung santai, sejumlah masalah yang dihadapi para seniman di Semarang terungkap. Salah satu isu utama yang diangkat adalah minimnya fasilitas yang tersedia bagi para seniman untuk berkarya. Mereka merasa perhatian pemerintah terhadap perkembangan seni dan budaya di kota Semarang masih kurang memadai.
Gunung, ketua Barista, menyampaikan dukungannya terhadap Yoyok Sukawi dalam upayanya menjadi Wali Kota Semarang. “Kami menganggap Mas Yoyok adalah sosok yang mampu berkomunikasi dengan seniman, sehingga kami menyiapkan acara ini untuk berdiskusi tentang bagaimana memajukan dunia seni di Semarang,” ujar Gunung.
Ia menambahkan bahwa kehadiran Yoyok Sukawi di Kampung Kelengan Kecil malam itu menjadi bukti nyata bahwa Yoyok adalah satu-satunya calon wali kota yang bersedia turun langsung dan berdialog dengan masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk seniman. “Hadirnya Mas Yoyok juga menjadi bukti bahwa mungkin ini satu-satunya calon wali kota yang mau nongkrong pinggir kali bareng rakyat,” lanjutnya.
Di sisi lain, Yoyok Sukawi menegaskan komitmennya untuk berkolaborasi dengan para seniman jika nantinya terpilih menjadi wali kota. Ia menyatakan bahwa bersama Joko Santoso, calon wakil wali kota yang mendampinginya, mereka siap mendengarkan dan bekerja sama dengan komunitas seniman untuk memajukan Kota Semarang.
“Semangat kami adalah kolaboratif. Sampai saat ini, saya sudah mendengar banyak masukan dan keluhan dari teman-teman seniman,” ujar Yoyok. “Tolong kawal kami, beri masukan untuk mewujudkan Kota Semarang yang lebih maju dan bermartabat,” pungkasnya.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang dialog antara calon pemimpin kota dengan komunitas seniman, tetapi juga mencerminkan keinginan Yoyok Sukawi untuk merangkul semua elemen masyarakat dalam membangun Kota Semarang yang lebih baik di masa depan.