Senin, 10 Maret, 2025

HUT PDIP Dipastikan Tanpa Jokowi, Elektabilitas Ganjar-Mahfud Makin Terpuruk

TajukPolitik – HUT PDIP dipastikan tanpa kehadiran Presiden Jokowi, lantaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, memastikan tidak mengundang Presiden ke-7 tersebut.

Selain karena memang tak diundang, Jokowi juga dijadwalkan kunjungan keluar negeri. PDIP juga dinilai dinilai sudah tidak sejalan dengan sikap Jokowi belakangan ini.

Pengamat Antropologi Politik Unhas, Dr. Tasrifin Tahara mengatakan, ada tentu ada hal yang menjadi penyebab sehingga timbul keretakan antara PDIP dan Jokowi.

“Penyebabnya saya kira sudah jelas, hubungan Jokowi dan PDIP memang saat ini mulai tidak sejalan sejak pencalonan Gibran sebagai Wakil Presiden yang berpasangan dengan Prabowo,” ujarnya, Selasa (9/1).

Lanjut dia, begitu pula sebaliknya hubungan yang tidak sejalan itu pun makin tajam ditunjukan oleh PDIP dengan sengaja tidak mengundang Presiden Jokowi dalam perayaan HUT PDIP.

“Jokowi pun sepertinya ingin melepas image sebagai petugas partai, dengan memilih lebih fokus sebagai kepala negara dengan melakukan kunjungan keluar negeri,” tuturnya.

Ditanya soal dampaknya ke PDIP di Pemilu 2024 nanti, akademisi Unhas itu pun berpandangan jika implikasinya akan sangat terasa pada Pilpres 2024, dimana dipastikan akan sangat mempengaruhi Capres dan Cawapres yang didukung oleh PDIP.

“Implikasinya tentu ke capres dan cawapres PDIP, basis basis Jokowi yang selama ini mendukung PDIP dipastikan akan menentukan pilihan dari sikap Jokowi tersebut,” katanya.

Dengan demikian menurut Tasrifin, jika PDIP tetap ingin memenangkan Pemilu 2024 dan mempertahankan juara dia menyarankan agar lebih memasifkan lagi gerakan mulai dari DPP hingga ke DPC.

“Hal ini agar pemenangan pemilu berjalan, saya kira PDIP masih berpeluang karena selama ini PDIP dikenal sebagai partai Wong Cilik dan memiliki basis ideologi,” jelasnya

“Ada ikatan yang kuat antara caleg PDIP, konsituen dan partai, ini yang menjadi faktor PDIP secara nasional masih akan bertahan di Pemilu 2024 nanti,” pungkasnya.

Sedangkan, Direktur Profetik Institute Asratillah berpandangan, jika tidak hadirnya Jokowi pada acara HUT PDIP bisa jadi penanda bagi renggangnya hubungan antara PDIP dengan Jokowi.

“Mungkin salah satu sebabnya adalah perbedaan arah dukungan capres antara keduanya. Jokowi melalui representasi Gibran sebagai anaknya akan memperkuat gerbong Prabowo, sedangkan PDIP adalah partai utama pengusung Ganjar Pranowo,” ungkapnya.

Lanjut dia, tentu kedepannya, dengan tdk solidnya PDI-P dan Jokowi pada perhelatan pilpres, akan memberikan dampak pada PDIP. Bisa jadi beberapa kantong suara PDIP yang juga adalah basis elektoral Jokowi akan terbelah.

“Dan akan berimbas pada perolehan suara PDIP di pemilu nanti. Dengan renggangnya relasi PDI dengan jokowi tentu akan berkonsekuensi kurang baik bagi PDIP,” katanya.

Sehingga mesti mensolidkan kadernya hingga tingkat paling bawah. Struktur organisasi mesti dirapikan, para fungsionaris mesti diminta aktif se-aktif aktifnya untuk mencari dukungan suara.

“Dan yang terpenting para caleg mulai dari tingkat pusat hingga kab/kota mesti berjalan bersinergi, agar ada paralelitas pencapaian suara dari tingkat kab/kota hingga pusat,” tutup dia.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini