TajukPolitik – Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto buka suara merasa heran isu pelanggaran HAM kembali dimunculkan dan dikaitkan dengan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto setiap menjelang pemilihan presiden (pilpres).
Wiranto mengatakan isu pelanggaran HAM di masa lalu selalu diungkit dan dijadikan senjata pembunuhan karakter.
“Saya sendiri juga merasa heran tatkala menjelang pemilu selalu saja dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, yang diarahkan kepada para prajurit TNI termasuk saya, Pak Prabowo, selalu saja diungkit-ungkit kembali, dimunculkan kembali, bahkan dijadikan karakter assasination,” ujar Wiranto dalam keterangannya, Senin (11/12).
Wiranto kemudian berbicara soal adagium dalam konteks hukum. ‘Perbuatan satu aparat tertentu di masa lalu hanya dapat diukur dan dinilai dengan norma hukum, kondisi sosial politik dan situasi negara saat itu’.
Berangkat dari hal itu, menurut Wiranto, sangat tidak revelan bila kejadian masa lalu diukur dan dinilai dengan norma hukum dengan kondisi sosial politik dengan situasi negara saat ini.
“Bahkan dijadikan black campaign,” ujar dia.
Sebagai mantan Panglima TNI, Wiranto menjamin prajurit TNI selalu bertumpu kepada jiwa Saptamarga.
“Sebagai patriot Indonesia yang selalu membela ideologi negara baik juga sebagai ksatria Indonesia yang selalu membela kejujuran kebenaran dan keadilan. Karena sejatinya kami ini sudah disumpah sebagai Bhayangkari Negara dan itu tidak pernah kita ingkari,” tandas dia.
Seperti diketahui bahwa lawan politik Prabowo Subianto yakni kubu Anies Baswedan dan Ganjar pranowo saat ini sibuk membangun isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo.
Bahkan kubu dari PDIP tanpa ragu menggulirkan isu Prabowo penculik. Walaupun korban penculikan itu sendiri kini sudah bergabung dan jadi pembela Prabowo Subianto. Bahkan orator ulung Budiman Sudjatmiko sendiri menjadi bagian tim Prabowo.