TajukPolitik – Bakal Calon Presiden (capres) 2024 dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), Anies Baswedan ungkap sejumlah persoalan di masyarakat dari perjalanan tirakat. Hal itu dikatakan Anies Baswedan dalam temu media yang digelar di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat (5/5).
“Ini bukan safari Ramadan, bukan juga blusukan, tapi ini adalah suatu tirakat,” kata Anies.
Anies Baswedan menjelaskan tirakat yang dimaksud merupakan sebuah proses di mana dirinya berdialog dan mendengarkan secara langsung apa yang disampaikan masyarakat.
Tirakat ini kata dia, diharapkan bisa memotret situasi dan kondisi terkini di tengah masyarakat. “Jadi perjalanan tirakat kemarin memberikan bekal yang lebih kuat lagi pada kita tentang perlunya kita menseriusi perubahan,” ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menangkap sejumlah persoalan, yang dihadapkan masyarakat saat ini. Anies berjanji, segala persoalan ini akan menjadi agenda yang akan dibawa oleh Koalisi Perubahan.
Persoalan yang ditangkap misalnya seperti kemiskinan, biaya hidup, dan kebutuhan pokok yang melambung tinggi hingga persoalan lapangan kerja.
“Jadi Koalisi Perubahan untuk persatuan sudah mulai membahas tentang agenda yang senyatanya dibutuhkan oleh masyarakat,” pungkasnya.
Ketua Dewan Syuro PKS Sohibul Iman mengatakan Jokowi perlu bersikap netral selaku kepala negara.
“Salah satu bahasan kami, berharap Pak Jokowi dengan kenegarawanannya bisa bersikap netral, sehingga kepemimpinan ke depan lahir dari kompetisi yang fair,” ucapnya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/5).
Koalisi pendukung Anies yang terdiri dari NasDem, Demokrat dan PKS juga berharap semua penyelenggara pemilu, serta aparatur negara netral dalam Pemilu 2024 mendatang.
Jangan sampai ada pemaksaan atau intimidasi di hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang.
“Kemudian, tidak ada intimidasi sehingga masyarakat bisa memilih dengan merdeka,” kata dia.
Presiden Jokowi disebut-sebut ikut campur urusan pencapresan lantaran kerap berdiskusi dengan partai-partai politik. Salah satunya saat mengundang ketua umum partai-partai politik di Istana pada Selasa lalu (2/5).
Jokowi lalu menepis kritik yang menyebut dirinya cawe-cawe atau ikut campur urusan partai politik menentukan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024.
Dia mengatakan pertemuan dengan petinggi-petinggi partai politik sebatas diskusi. Termasuk saat mengumpulkan pejabat teras partai politik di Istana beberapa hari lalu.
Jokowi menjelaskan bahwa dirinya adalah tokoh politik. Oleh karena itu, lazim jika berdiskusi dengan ketua-ketua umum partai politik.
“Bukan cawe-cawe, wong itu diskusi saja kok cawe-cawe, diskusi,” kata Jokowi di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).