TajukNasional Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tolikara, Willem Wandik dan Yotam Wonda, turut menghadiri acara Deklarasi Damai serta penandatanganan pakta integritas untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024.
Acara ini digelar di Lapangan Merah Putih, Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan. Deklarasi ini bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan Pilkada berjalan dengan aman, damai, dan harmonis.
Dalam sambutannya, Willem Wandik mengajak para pendukungnya, yang tergabung dalam gerakan pendukung pasangan “Wil-Yon”, untuk menjaga suasana pilkada dengan penuh rasa persaudaraan dan kerukunan. “Kami meminta para pendukung pasangan Wil-Yon untuk melaksanakan pemilu dengan damai dan rukun. Kita harus memperkuat rasa kekeluargaan, tidak boleh ada gesekan, tidak boleh ada perpecahan,” ujar Willem Wandik.
Ia juga menekankan pentingnya mengawal pesta demokrasi ini hingga selesai dengan cara yang baik. “Oleh karena itu, kita semua harus mengawal proses ini dengan penuh tanggung jawab, hingga Pilkada selesai dengan lancar dan damai,” tambahnya.
Willem dan Yotam Wonda, yang mengusung visi besar untuk Tolikara yang RAMAH (Religius, Berbudaya, Mandiri, Adil, dan Sejahtera), berharap Pilkada Tolikara 2024 menjadi sebuah kontestasi politik yang membawa kegembiraan dan rasa persaudaraan. Mereka memperkenalkan gagasan “Katong Samua Basudara” sebagai wujud persatuan dalam perbedaan. “Politik yang kita jalankan harus politik yang riang gembira, politik yang mempersatukan semua perbedaan dan latar belakang, sebab Tolikara butuh persatuan,” ujar Willem Wandik. Ia menambahkan bahwa Tolikara harus dibangun di atas gagasan “Unity for All” atau persatuan untuk semua.
Gagasan ini menekankan bahwa demokrasi yang dijalankan di Tolikara haruslah sejuk dan mendewasakan, serta menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Willem Wandik juga mengingatkan bahwa sebagai pemimpin, mereka memiliki “kewajiban moral” untuk melayani seluruh masyarakat Tolikara dengan hati yang tulus dan ikhlas. “Kita diberikan tanggung jawab oleh sejarah untuk melayani setiap orang di Tolikara dengan penuh rasa persaudaraan,” tegasnya.
Willem juga berharap Pilkada Tolikara akan menjadi ajang yang menyenangkan, penuh kegembiraan, dan merayakan persatuan. Ia membayangkan suasana damai dan harmoni yang tergambar dari nyanyian kidung suci yang bergema dari gereja-gereja hingga rumah-rumah rakyat (Honai) di seluruh Tolikara, sebagai bentuk perayaan pesta demokrasi yang sesungguhnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Tolikara, Marthen Kogoya, SH, MAP, yang juga hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama masa Pilkada. Ia mengajak seluruh calon kepala daerah, wakil kepala daerah, serta para pendukungnya untuk menciptakan suasana yang kondusif dan aman di Tolikara. “Pemilu adalah pesta demokrasi yang memberikan ruang kepada rakyat untuk memilih dengan bebas, tanpa paksaan. Mari kita bangun demokrasi yang baik, sehat, dan bermartabat,” ujar Marthen Kogoya.
Ia juga mengingatkan para kandidat dan pendukungnya untuk menjaga suasana yang sejuk, damai, dan aman hingga pemungutan suara pada 27 November 2024. Menurut Marthen Kogoya, edukasi politik yang baik sangat diperlukan untuk membantu masyarakat memahami pentingnya demokrasi yang damai dan inklusif. “Para paslon diharapkan menjaga daerah ini tetap sejuk, damai, dan aman hingga pemungutan suara,” tambahnya.
Dengan semangat persatuan dan kedamaian yang ditegaskan oleh Willem Wandik dan Yotam Wonda, serta dukungan dari pihak pemerintah daerah, Pilkada Tolikara diharapkan berlangsung dengan aman dan membawa perubahan positif bagi seluruh masyarakat. Gagasan persatuan dalam keberagaman dan komitmen untuk melayani rakyat menjadi dasar kuat bagi pembangunan Tolikara yang lebih baik ke depannya.
