TajukPolitik – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan putusan Mahkamah Agung terkait PK Moeldoko akan menentukan demokrasi di Indonesia.
AHY mengatakan bukan cuma nasib partai yang dipimpinnya terimbas putusan MA jika kabulkan PK Moeldoko.
“Bahwa yang akan diputuskan nanti oleh MA itu sangat menentukan bukan hanya nasib Partai Demokrat. Tetapi juga demokrasi di Indonesia, menentukan hidup dan matinya akal sehat, hati nurani di negeri ini,” kata AHY di Jakarta pada Rabu, (7/6).
Dia menjelaskan saat ini MA segera menggelar sidang PK yang diajukan Moeldoko. Secara hukum yang berlaku di negeri ini, lanjut dia, saat tidak bukti-bukti baru yang bisa diperkarakan, mestinya tak ada celah sedikit pun bagi kemenangan PK kubu Moeldoko tersebut.
“Atau sebaliknya, tidak ada celah sedikit pun agar Partai Demokrat yang berdaulat hari ini di bawah kepemimpinan Ketua Umum AHY bisa dikalahkan setelah 16 kali selama 2 tahun terakhir ini kami memenangkan segala persidangan hukum,” Jelas AHY.
“Kalau tiba-tiba ada referensi hukum lain yang digunakan, sungguh tidak masuk akal dan tidak bisa diterima menggunakan hati nurani kita,” lanjutnya.
Maka itu, AHY memiliki keyakinan bahwa para hakim di MA memiliki rasa kebenaran dan keadilan di atas segala-galanya sebelum akhirnya memutuskan PK tersebut. Ia yakin hakim agung yang memutuskan perkara akan tergerak bahwa akhirnya kebenaran dan keadilan itu harus tegak di negeri.
“Walaupun catatan kita semua bukan hanya pemerhati hukum di negeri kita atau keadilan negeri kita, kita tahu dalam tata kelola hukum di Indonesia ini juga tidak luput kejanggalan-kejanggalan yang tidak masuk akal,” jelas dia.
AHY pun berharap bahwa proses PK ini bisa kembali diletakkan pada hukum yang berlaku, akal sehat kebenaran dan keadilan. Sebab, AHY mengklaim siap menghadapi semuanya ke ujung dengan penuh optimisme dan keyakinan.
“Tetapi, seluruh kader Partai Demokrat juga telah siap untuk melakukan yang terbaik menjaga kedaulatan eksistensi partai kami,” ungkapnya.
Dia menyindir Moeldoko yang tengah berkuasa tapi bisa merampas seenaknya AHY mengatakan hal ini harus diantisipasi. Sebab, jika Demokrat bisa dirampas begitu saja oleh pihak yang berada dalam lingkar kekuasaan, maka bagaimana dengan yang lainnya.
Padahal, kata AHY, panglima negeri ini adalah hukum, bukan politik.
“Ketika ada penguasa atau mereka yang berkuasa saat ini menggunakan sebagai instrumen politik, baik dalam konteks obstraction of justice atau abuse of power, maka sama saja penguasa politik telah menggunakan instrumen hukum untuk menghabisi lawan-lawannya,” jelas AHY.
Bagi dia, kondisi itu tak sehat, berbahaya dan akan mengusik rasa ketidakadilan.
Justru, AHY meyakini rakyat tak akan menerima cara-cara kasar seperti itu. Dia melanjutkan hal itu berkaitan juga apabila Partai Demokrat dianggap bisa dirampas begitu saja, maka bisa dipastikan Pemilu 2024 akan berlangsung secara tidak fair.
“Mohon maaf, lagi-lagi yang nanti akan menjadi korbannya adalah rakyat kita semuanya. Demokrat stay strong, ini hanya sebagian kecil kami punya kader-kader yang juga militan kader-kader yang cinta dengan partainya yang mencintai kebenaran dan mencintai keadilan dan simpati masyarakat,” tuturnya.