Tajukpolitik – Partai Golkar tolak PDIP untuk bergabung dengan Koalisi Besar jika memberikan persyaratan kader PDIP menjadi calon presiden (capres).
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, Senin (10/4).
Nudin mengatakan partainya akan menolak kehadiran PDIP untuk bergabung dengan Koalisi Besar jika tetap ngotot ingin kader banteng menjadi capres di Pilpres 2024.
“Udah diputuskan secara tidak langsung Ibu Mega sudah ‘PDIP tetap mencalonkan kadernya’. Nah, kalau itu jangan masuk ke sini,” ujar Nurdin.
Nurdin menyebut Koalisi Besar akan menjadi lebih susah menentukan capres jika PDIP bergabung. Menurutnya, beberapa partai sejauh ini telah menetapkan jagoan masing-masing untuk menjadi capres.
“PDIP kan sudah sepakat secara internal bahkan sudah diputuskan secara internal yang saya baca ya, mencalonkan kadernya, Golkar juga begitu telah memutuskan bahwa Airlangga,” tambahnya.
Menurut Nurdin jika PDIP tak bergabung ke Koalisi Besar, akan menghadirkan lebih banyak pasangan capres dan cawapres. Kondisi ini baik bagi demokrasi.
Untuk itu, ia kembali menegaskan Golkar tolak PDIP bergabung Koalisi Besar jika ngotot inginkan kadernya jadi capres.
“Itu akan menghadirkan tiga alternatif calon pemimpin dan ini mencerahkan demokrasi karena ada pilihan-pilihan yang bagus bagi rakyat,” ungkapnya.
Wacana koalisi besar mengemuka dalam pertemuan antara lima ketua umum partai koalisi pemerintah dengan Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN pada Minggu (2/3).
Mereka yang hadir antara lain Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum PPP Mardiono.
Sementara, PDIP yang tidak hadir dalam pertemuan itu juga membuka peluang bergabung. Akan tetapi, mereka meminta syarat kursi calon presiden nantinya.
“PDIP kalau ngambil posisi capres, ya wajar-wajar saja, make sense lah. Bukan mau-maunya PDIP, enggak seperti itu. Logic. Sangat rasional,” kata Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, Selasa (4/4).