TajukPolitik – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai kritikan calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo kepada Presiden Jokowi sebagai langkah blunder.
Pasalnya, menurut dia, hal tersebut membuat elektabilitas Ganjar merosot. Berdasarkan hasil survei IPO pada periode 10-17 November, menurut Dedy, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen.
Dosen politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan temuan itu menjadi bukti bahwa pendukung dan relawan Presiden Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih banyak.
Oleh karena itu, ketika Presiden Jokowi sudah menaruh dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, para relawan ini akan ikut mereka dan ini berdampak pada suara Ganjar-Mahfud.
“Bisa jadi, tentu harus banyak faktor yang bisa menjelaskan ini,” kata Ujang kepada Tempo saat dihubungi Rabu malam, (22/!!).
Menurut Ujang, pasangan Ganjar-Mahfud tidak perlu mengkritik Presiden Jokowi karena basis suara di PDIP masih tinggi. Menurut Ujang blunder Ganjar akan mengurangi suara Ganjar-Mahfud atau PDIP.
“Bisa jadi pendukung Jokowi tidak suka,” kata Ujang.
Oleh karena itu, menurut Ujang, PDIP dan koalisi pendukung Ganjar-Mahfud harus mengevaluasi dan menilai secara objektif kekurangan dan kelebihan pasangan mereka atas temuan elektabilitas yang menurun. Ujang menilai dari evaluasi ini bisa dilakukan gerakan untuk menaikkan elektabilitas Ganjar-Mahfud.
“Evaluasi menjadi sebuah keharusan bagi PDIP dan Koalisi Ganjar-Mahfud,” kata Ujang.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang turun dalam survei yang dilakukan oleh lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Hasto menyebut survei itu digunakan sebagai bandwagon effect atau alat untuk membuat masyarakat ikut memilih pasangan calon tertentu.
“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu. Kalau keputusan MK saja bisa diintervensi istana, masak survei tidak?” kata Hasto, Rabu malam (22/11).
Hasto menyatakan mengintervensi hasil survei sangat mudah dilakukan. “Caranya mudah. Di lokasi dimana sample akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras, kan, itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Hasto.