Tajukpolitik – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Meutya Hafid, mengkritik pernyataan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terkait anggaran pertahanan.
Meutya menyebut kalau Ketua Umum PKB ini tidak konsisten setelah mengkritik anggaran pertahanan dalam pengadaan alat perang atau alutsista.
Menurut Meutya, Cak Imin sebelumnya menyetujui terkait postur anggaran pertahanan.
“Cak imin tahu persis kita membutuhkan alutsista. Mungkin ini salah satu bentuk inkonsistensi Cak Imin sejak pilpres,” ujar Meutya, Kamis (4/1).
Sebelumnya Cak Imin mengkritik banyaknya uang negara yang digunakan untuk membeli alutsista. Padahal tidak dalam kondisi perang. Dia lebih memilih digunakan untuk pertanian.
Meutya yang juga Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, itu menambahkan bahwa Cak Imin seharusnya paham dengan anggaran pertahanan tersebut. Meutya menegaskan bahwa Cak Imin yang juga salah satu anggota Komisi I, dan telah berkiprah sejak tahun 1999 di DPR RI.
“Saya yakin Cak Imin paham. Cak Imin menjabat ketum partai saja hampir 10 tahun. Beliau juga anggota DPR sejak tahun 1999, pernah pimpinan DPR, pernah menteri pula. Cak Imin juga adalah anggota Komisi 1 yang membidangi luar negeri-geopolitik dan pertahanan termasuk ikut memberi persetujuan terhadap postur anggaran pertahanan,” jelas Meutya.
Maka itu, Ketua Komisi I DPR RI ini menilai Cak Imin berubah sikap ketika Prabowo Subianto yang merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) RI saat ini menjadi lawannya dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Saya menilai pernyataan beliau bukan karena tidak paham namun memiliki intensi lain terhadap Menhan yang saat ini menjadi calon Presiden,” ujar Meutya.
“Setelah inkonsistensi terhadap IKN. Mungkin ini adalah jalan politik yang harus ditempuh Cak Imin setelah mengusung perubahan di Pilpres 2024. Masyarakat bisa menilai sendiri,” tambahnya.