TajukPolitik – Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana mengungkapkan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang tidak ingin Anies Baswedan ikut bertarung.
“Soal bagaimana Pak Jokowi mendukung Ganjar (Pranowo) tapi tidak mendukung Anies, informasinya banyak,” kata Denny dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Demi IKN, Jokowi Inginkan 2 Capres Tanpa Anies?’ Minggu, 30 April 2023.
Denny menyebut ada tiga instruksi dari Jokowi dalam upaya ‘menjegal’ Anies. Dia mendapat informasi Jokowi meminta tiga partai segera membentuk koalisi.
“Pertama, segera bentuk koalisi untuk pilpres (pemilihan presiden),” ujar dia.
Arahan kedua, partai politik diminta kompak mencapreskan Ganjar. Arahan ketiga ialah meminta tidak ada Anies di Pemilu 2024.
“Itu saya konfirmasi ke beberapa orang dan confirm,” papar Denny.
Sebelumnya, Denny membuat artikel berjudul “Bagaimana Jokowi Mendukung Ganjar, Mencadangkan Prabowo, dan Menolak Anies”. Tulisan itu dia unggah melalui laman Integritylawfirm.com pada Senin, 24 April 2023.
Artikel itu berisi analisis Denny terkait langkah Jokowi untuk menjegal Anies di Pilpres 2024. Ada 10 poin yang dipaparkan mulai dari melempar opsi menunda pemilu hingga kerap membohongi publik.
Pengamat politik, Rocky Gerung komentari tulisan Denny Indrayana yang membongkar skenario Jokowi mengatur Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Rocky Gerung melalui kanal YouTubenya untuk menjawab pertanyaan dari Hersubeno. Di mana menurut Hersebuneno ada sepuluh poin intinya bagaimana Jokowi yang diungkapkan tetap Ganjar dan Prabowo hanya jadi cadangan serta Anies harus disingkirkan.
Rocky Gerung kemudian menyampaikan apa yang dilakukan Jokowi semacam tradisi mataram.”Jadi ini semacam kalau tradisi Jawa kasak kusuk ini tradisi mataram,” sambungnya.
Menurutnya Jokowi mau masuk kearah tersebut karena tidak memiliki peralatan demokrat. Sejak kehidupan Jokowi cemas paska lengser maka dia kasak kusuk.
Rocky Gerung melihat apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan salah satu bahwa dia gagal menjadi negarawan.
“Akhirnya kita lihat bahwa Presiden Jokowi tidak mampu menjadi negarawan dan pemimpin bangsa yang diingat sebagai orang yang pernah meninggalkan jejak,” ujarnya.
Dia juga menambahkan apa yang dilakukan merupakan untuk kepentingannya di masa depan.
“Endorse inilah, itulah demi kepentingan dia di masa depan dan orang bisa menilai bagian buruk baiknya,” pungkasnya.
