Tajukpolitik – Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago, menyebut pernyataan Presiden Jokowi untuk ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 menurunkan wibawa Jokowi dari seorang negarawan menjadi makelar.
Pangi menyebut Jokowi telah menurunkan sendiri wibawa citranya menjadi politisi kelas makelar, sementara seharusnya seorang presiden adalah negarawan.
“Presiden cawe-cawe menurun wibawa citra menjadi politisi makelar, sementara presiden negarawan naik kelas bagaimana berpikir keras dan fokus menjaga pemilu berjalan sukses, equal dan bermartabat,” kata Pangi melalui keterangan tertulis, Jumat (2/6).
Menurut CEO Voxpol Center Research and Consulting ini, akan lebih baik jika Presiden tidak mengatakan bakal cawe-cawe sama sekali, ketimbang mengatakannya sekalipun untuk kepentingan nasional dan bukan kepentingan pribadi.
Pangi menilai, sikap itu diperlukan untuk menghindari kekacauan politik yang berujung deadlock akibat cawe-cawe presiden yang partisan.
Dengan mendikte dan mengorkestrasikan keterlibatannya menjadi presiden partisan, lanjut Pangi, Jokowi menurunkan levelnya menjadi milik kelompok atau golongan tertentu.
“Maka hakikinya itu bukanlah demi kepentingan politik kebangsaan,” tegas Pangi.
Lebih lanjut, Pangi menyebut pernyataan terbuka Presiden untuk ikut cawe-cawe juga tidak lazim dalam negara demokratis. Menurutnya, sikap Jokowi dalam menentukan calon penerusnya dapat menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan pada proses politik yang lebih luas.
“Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas politik dan prinsip-prinsip dasar demokrasi,” pungkas Pangi.
Untuk diketahui, sikap Jokowi yang akan cawe-cawe terkait urusan Pilpres 2024 ini ia sampaikan saat bertemu dengan pimpinan media massa dan influencer di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Sikap tersebut tentu saja disayangkan oleh banyak pihak. Betapa tidak, presiden yang kita harapkan netral, justru terkesan ikut campur. Bukan tanpa alasan juga masyarakat menilai Jokowi akan memaksakan kehendak agar capres yang ia dukung menang.