Tajukpolitik – Pakar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana, menilai jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bukan partai dan semata-mata relawan Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution.
Hal tersebut ia sampaikan lewat akun Twitternya untuk menanggapi siniar kanal YouTube Rhenald Kasali dan Mahfud MD yang tayang 30 Juli 2023 lalu. Podcast tersebut menyinggung soal Denny Indrayana.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham) ini menyebut sikap partai besutan Giring Ganesha tidak konsisten.
“Maaf, karena itu, bagi saya PSI bukan partai. Bagi saya PSI adalah semata-mata relawan Jokowi, Gibran, Kaesang, Bobby Nasution,” kata Denny lewat akunnya @dennyindrayana, Rabu (2/8).
Denny mengatakan ia berani melawan arus dan pemerintahan Jokowi. Padahal, kata Denny, ia juga memilih Jokowi pada 2019.
Namun, lanjut Denny, ketika makin kelihatan Jokowi melumpuhkan KPK, membangun dinasti kekuasaan keluarganya, dan membiarkan bisnis anaknya menerima suntikan modal, ia memilih bersikap tegas melawan kekuasaan Jokowi yang cenderung koruptif dan represif.
Denny menuturkan sulit mempercayai ketika Grace Natalie dan rekan-rekan PSI mengatakan memperjuangkan hak orang muda melalui uji materi syarat umur capres-cawapres di Mahkamah Konstitusi.
“Politik itu adalah rekam jejak,” tulis Denny.
Padahal, di sisi lain, Denny menuturkan PSI pernah menyatakan mendukung Jokowi untuk menjabat tiga periode. Selain itu, dari segi umur, kalau masih mendukung Jokowi tentu sudah jelas tidak lagi muda.
Denny juga menyinggung dukungan yang diberikan partai berlambang mawar ini kepada Kaesang di Depok, Bobby Nasution di Sumatra Utara, dan Gibran di Solo. Bahkan, kata Denny, bisa ditebak mendukung Gibran untuk capres.
“Jika MK mengubah syarat umur, nyata-nyata bertentangan dengan statemen politik Sekjen PSI soal menolak dinasti, di tahun 2015,” ungkap Denny.
Denny mengatakan sikap PSI ini sudah tersimpan dalam jejak digital. Menurut dia, jejak digital ini bisa digunakan untuk menyoal konsistensi PSI. Ia menuduh jargon yang mengatakan “Tegak Lurus Pada Jokowi” sebagai jargon “manut” atau ikut apapun sikap politik Jokowi.