Tajukpolitik – Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi, mengaku tak yakin jika koalisi besar bakal terbentuk. Awiek (panggilan akrabnya), menyebut ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya.
Awalnya Awiek bicara terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini masih ‘sakti’. Sebab, pengaruh Jokowi masih besar dengan dibuktikan bisa mengumpulkan para ketum partai di KIB dan KKIR dalam waktu singkat.
“Ya sebenarnya kan ingin menunjukkan kepada publik, ingat kalau hal itu dijadikan alasan akan terbentuknya koalisi besar, saya nggak yakin, kenapa? Ada problem,” kata Awiek dalam Adu Perspektif dengan tajuk ‘Jokowi Masih Sakti?’ program kerja sama detikcom dan Total Politik, Selasa (11/4/2023).
Problem pertama, Awiek menyebut bahwa KIB belum merapatkan bersama membahas koalisi besar. Oleh sebab itu, KIB belum tentu sepakat untuk bergabung dengan KKIR dalam koalisi besar.
“Kemudian yang di PAN itu 6 partai diundang, termasuk PDIP cuma Bu Mega lagi ada di luar negeri. Artinya apa? koalisi yang teman-temannya Pak Jokowi ini tidak mungkin melupakan PDIP,” katanya.
Problem berikutnya adalah persoalan calon presiden yang akan diusung jika koalisi besar ini terbentuk. Di KIB ada nama Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan PAN pilih Ganjar Pranowo/Erick Thohir sebagai capres yang ingin diusungnya. Sedangkan di kubu KIB ada nama Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang bakal diusung sebagai capres.
“Saya nggak bisa membayangkan kalau KIB dengan KIR siapa capresnya? Kita hormati Pak Airlangga capres hasil munas, emang mau munas lagi untuk menggugurkan capresnya Pak Airlangga? Itu internal Golkar. Prabowo capres Gerinda, PAN mengusung Ganjar rakernasnya Erick. Sudah ada tiga capres. Ini sesuatu yang hitung-hitungan politik enggak mungkin,” tuturnya.
“Sementara PPP ada orang mendekat ya kita terima, kita sampaikan kalau dari PPP peluangnya besar. Kalau Pak Sandi di Gerindra ya kan nggak bisa, mau ngulang Prabowo-Sandi? Itu imposible. Anies-Sandi sesuatu yang kecil kemungkinannya,” tambahnya.
Menurut Awiek, jika hanya tiga partai di KIB akan lebih mudah berembuk untuk bernegosiasi menentukan capres yang bakal diusung. Tapi jika KIB dan KKIR bergabung, hal tersebut akan sangat sulit dinegosiasikan.