TajukPolitik – Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon buka suara terkait kemunculan anak buah Moeldoko yang mendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran.
Kemudian entah siapa yang memunculkan, adanya tudingan reuni dua Demokrat yakni Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Demokrat kubu Moeldoko.
Jansen Sitindaon menegaskan hanya ada satu partai Demokrat yang ketua umumnya AHY secara resmi dan diakui Negara dan KPU. Dirinya juga masih pada pendirian meminta Presiden Jokowi untuk mengganti Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
“Kalau aku ditanya apa menikmati reuni seperti ini? Aku jawab ya jelas tidak. Apalagi aku tetap minta Pak Presiden reshuffle Moeldoko,” tegas Jansen Sitindaon di akun X @Jansen_jsp, dikutip tajukpollitik.com, Minggu (5/11).
Seperti diketahui, sebelumnya partai berlambang bintang mercy itu sempat Moeldoko ke Mahkamah Agung (MA).
PK yang diajukan Moeldoko kemudian ditolak oleh MA dan menyatakan bahwa partai Demokrat yang resmi dengan ketua AHY.
Setelah peristiwa tersebut perseteruan dua Demokrat kembali muncul saat Demokrat kubu Moeldoko mendukung pasangan capres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Sementara Demokrat dengan Ketua AHY juga sudah menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo – Gibran untuk Pilpres 2024.
Itu sebabnya muncul istilah reuni dua Demokrat dengan dua Ketum yakni AHY dan Moeldoko. Keduanya sama-sama ingin memenangkan Prabowo-Gibran.
Jansen Sitindaon menegaskan bahwa ia teguh dengan pendiriannya serta apa yang telah ia lakukan selama ini.
Jansen menilai sosok Moeldoko nyaris berhasil merebut partai Demokrat, tapi tidak ada pernyataan maaf setelah PK-nya ditolak MA.
“Tidak berubah sikapku atas apa yang telah dia lakukan. Apalagi minta maaf pun dia sampai skrg tidak ada. Krn aku merasakan betul (dan tentu saja banyak teman2 lainnya) capeknya kami berjuang lebih dari 2 tahun atas apa yang dia lakukan,” ungkapnya.
Ke depan, Jansen juga mewanti-wanti publik. Bahwa tidak ada istilah Demokrat kubu Moeldoko.
“Di Negara ini tidak ada Demokrat jenis itu, yang ada satu-satunya hanya Demokrat dengan Ketum mas AHY dengan kami para pengurusnya yang terdaftar resmi di Negara dan KPU,” jelasnya.
Terkait dukungan Moeldoko kepada pasangan Prabowo-Gibran, Jansen menyatakan Moeldoko punya hak dan kebebasan politik masing-masing.
Di Negara ini tidak ada Demokrat jenis itu, yang ada satu-satunya hanya Demokrat dengan Ketum mas AHY dengan kami para pengurusnya yang terdaftar resmi di Negara dan KPU,” jelasnya.
Terkait dukungan Moeldoko kepada pasangan Prabowo-Gibran, Jansen menyatakan Moeldoko punya hak dan kebebasan politik masing-masing.
Itu hak politik mereka sebagai warga negara. Silahkan saja mereka bergabung sebagai individu, relawan dan orang lain yang pasti bukan partai.”
Kalau nanti di dalam kami bertemu, ya mari kita berjuang dengan cara dan kemampuan kita masing-masing memenangkan capres yang kita dukung pak Prabowo,” kata Jansen.