Jumat, 22 November, 2024

Balas Kritik Cak Imin Beli Alutsista Saat Tidak Perang, TKN: Tidak Paham Geopolitik dan Geostrategis

TajukPolitik – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman membalas kritik yang dilayangkan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tentang belanja alutsista.

Cak Imin menyinggung pemerintah yang berbelanja alat pertahanan dengan harga yang fantastis.

Menurut Habiburokhman, pernyataan Cak Imin itu menunjukkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak paham soal geopolitik dan geostrategi.

“Ya itu menunjukkan ketidakpahaman Pak Muhaimin soal geopolitik dan geostrategis,” kata Habiburokhman di Kantor Bawaslu Jakarta Pusat, Tanah Abang, Rabu (3/1).

Habiburokhman mengatakan bahwa membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak seperti membeli mi instan di sebuah minimarket.

Narasi serupa pernah diungkapkan Prabowo selaku Menteri Pertahanan.

“Ada duit belum tentu bisa beli, begitu loh,” ujar Habiburokhman.

Habiburokhman kemudian mengungkit pernyataan Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK).

“Ingat enggak debat capres dulu, Pak JK kalau enggak salah yang ngomong, ‘20 tahun ke depan, 30 tahun ke depan enggak akan ada perang di dunia’,” ujar Habiburokhman.

“(Kemudian) meletus (perang) Ukraina, Hamas-Israel, ketegangan di South China Sea (Laut China Selatan),” tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, Cak Imin menyinggung pemerintah yang berbelanja alutsista dengan harga yang fantastis.

Menurut dia, ada skala prioritas yang mesti dilakukan pemerintah, salah satunya fokus pada penguatan sektor pertanian dibanding belanja alat pertahanan dalam situasi damai.

“Lebih baik utang beli alat pertanian, kita ini enggak perang tapi kenapa banyak beli alat perang, ini kan jadi tanda tanya besar,” kata Cak Imin di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Cak Imin mengatakan, pertahanan yang sesungguhnya adalah pangan. Ia menyebut, jika pangan tidak selesai, pertahanan bentuk apa pun tidak akan bisa terjadi.

“Pertahanan yang sesungguhnya adalah pangan, negara wajib hadir untuk masyarakat terutama petani karena mereka (petani) adalah pejuang,” ujar dia.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini