TajukPolitik – Juru Bicara Koalisi Indonesia Maju, Herman Khaeron menanggapi isu orang dalam (ordal) yang dilontarkan Anies Baswedan untuk menyerang Prabowo Subianto saat debat perdana Capres yang diselenggarakan oleh KPU.
“Pertama dalam kehidupan itu paling mudah mengkritik, itu paling mudah. Padahal kalu diibaratkan pengamat sepakbola misalkan, pengamat sepakbola itu kadang lebih hebat dari pada pemain bola. Padahal bisa saja pengamat tidak bisa bermain bola,” tutur Herman dikutip tajuknasional.com, Jumat (15/12).
Menurutnya ini sama dengan Anies baswedan yang pernah jadi gubernur dan pernah dalam pemerintahan. Menurutnya apa yang kemudian sudah dilakukan ungkap saja dalam rangka bisa menghilangkan ordal tersebut.
“Jangan kemudian mengkritik dirinya sendiri. Menurut saya ini menjadi tidak etis justru. Anies pernah jadi Gubernur pernah menjadi Menterinya pak Jokowi justru kami yang di luar yang sampai saat ini tentu kami juga tetap menyuarakan yang baik itu baik yang benar itu benar yang buruk itu buruk yang perlu disempurnakan disempurnakan, tetap kami menyuarakan sampai hari ini,” jealsnya.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, bahwa strategi menghilangkan ordal harus dengan reformasi birokrasi yang dijalankan secara konsisten.
“Jelas pak Prabowo pernah turut serta bagaimana menata birokrasi. Beliau adalah pejabat yang paling senior saat ini. Mampu saya kira dan mestinya tidak dengan kritik, kalaupun kemudian ada gagasan ya dengan gagasan dengan cara seperti apa mampunya seseorang atau calon presiden ini untuk menuntaskan persoalan-persoalan seperti ini bukan dengan kritik,” tuturnya.
Herman mengatakan bahwa kritik itu paling gampoang dan paling mudah. Begitupun masalah etika Mahkamah Konstitusi menurutnya hal tersebut sudah selesai.
“Semua sudah dijalankan secara legal formal, bahwa kemudian ada pelanggaran etika sudah diselesaikan bahkan kemudian ada gugatan lanjutan mempersoalkan hasil dari MK itu sendiri. Tetap juag sesuai artinya kenapa harus mengungkit-ngungkit sesuatu yang sudah menjadi kekuatan hukum tetap,” jelasnya.
Menurut Herman, penyelenggara sudah membuat keputusan. Jadi jangan mengkritik sesuatu yang sudah menjadi ketetapan hukum.
“Kalau ordal saat ini menjadi persoalan bangsa kita, kenapa di DKI Jakarta selama 5 tahun tidak diberantas. Kenapa kalau tau ada persoalannya kenapa tidak diselesaikan. Ini meneurut saya semestinya bagaimana para capres tidak hanya bisa mengkritik tidka hanya bisa menyerang, berbicara persoalan etika padahal sebetulnya dia sedang melanggar etika sendiri,” tukasnya.
Anies sebelumnya menyerang Prabowo dalam debat Capres denga isu maraknya ordal. Hal ini bagi dia tidak bagus, karena merusak sistem meritokrasi lantaran harus ada ordal apabila ingin masuk.
“Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal, mau masuk kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapat tiket untuk konser, ada ordal. Ada ordal dimana-mana yang membuat meritokratik tidak berjalan, yang membuat etika luntur,” kata Anies.